Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penanganan Nyeri Punggung Bawah Akibat Saraf Kejepit

Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), nyeri punggung bawah merupakan penyebab utama kecacatan secara global.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Penanganan Nyeri Punggung Bawah Akibat Saraf Kejepit
KOMPAS.COM
Ilustrasi nyeri punggung 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Jangan anggap remeh low back pain atau nyeri punggung bawah. Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), nyeri punggung bawah merupakan penyebab utama kecacatan secara global.

Dalam panduan WHO, nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang menetap atau berulang selama lebih dari tiga bulan yang diderita pasien dan berhubungan dengan gejala yang tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik.

Low back pain atau nyeri punggung bawah yang tak kunjung hilang dapat membuat penderitanya tak dapat bergerak leluasa sehingga mengganggu aktivitas kerja dan menurunkan produktivitas.

Baca juga: Riset: Jalan Kaki Teratur Dapat Kurangi 50% Kambuhnya Nyeri Punggung

Keluhan ini menjadi salah satu alasan penderita datang berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri terjadi di area punggung bawah yang sumbernya berasal dari tulang belakang bagian punggung bawah, otot, saraf dan struktur lainnya di area tersebut.

Penyebabnya bisa saja karena saraf kejepit tulang belakang.

BERITA TERKAIT

Dikutip dari laman UGM, saraf kejepit bisa terjadi karena apa saja, misalkan jatuh dengan trauma berat, trauma ringan yang repetitif dalam jangka waktu lama, tumor, penebalan ligamen, dan bertambahnya usia.

Secara umum, gejala yang muncul adalah rasa nyeri, tertusuk, terbakar, kemeng, dan rasa tidak nyaman yang menjalar.

Gejala yang menunjukkan saraf terjepit mulai parah adalah ketika seseorang sudah mengalami rasa baal.

Nyeri punggung bawah karena saraf kejepit lebih berisiko dialami lansia dan orang dengan berat badan berlebih atau obesitas.

Keluhan nyeri yang berkepanjangan ini bisa diatasi dengan fisioterapi dan olahraga renang, namun jika tidak mengalami perbaikan  maka penanganan harus dilakukan lebih lanjut.

Seperti yang disampaikan Dokter subsspesialis nyeri dan tulang belakang Dr Wawan Mulyawan SpBS, Subspes.N-TB.

Ia menjelaskan tata laksana penanganan low back pain yang kini mengikuti kemajuan teknologi yakni diatasi tanpa operasi terbuka seperti dulu.

“Hanya dengan sayatan kecil sehingga proses pemulihan pasca-operasi lebih cepat dan membantu mencegah atau menurunkan risiko terjadinya morbiditas,” tuturnya dalam perkenalan Biportal Endoscopic Spinal Surgery (Bess Plus) di Sigma Brain and Spine Center RS Jakarta, akhir pekan lalu.

Inovasi ini dianggap sebagai penyempurna dari metode endoskopi tulang belakang generasi sebelumnya yang menggunakan satu akses atau uniportal.

“Tingginya keberhasilan endoskopi biportal yag pernah kami lakukan selama ini, kami yakin bisa menjadi yang terdepan karena sudah dapat melakukan teknik endoskopi biportal terbaru,” papar dia.

Ditambahkan, dokter bedah syaraf dr. Danu Rolian, Sp.BS. endoskopi biportal mengandalkan kamera di portal pertama agar dokter dapat mengeksplorasi area tulang belakang, dan probe satu lagi masuk di portal kedua untuk mengakses bantalan tulang yang bermasalah.

“Risiko otot dan ligamentum cedera saat tindakan, dan risiko perdarahan dapat diminimalkan dengan inovasi ini. Nilai plus lainnya, pasca tindakan maka tidak lagi bergantung pada obat pereda nyeri terus menerus,” ujar dr Danu.

Tindakan ini juga dapat menjadi salah satu Upaya untuk membantu mengatasi masalah lain pada tulang belakang yang dapat menyebabkan nyeri, seperti stenosis spinalis (menyempitnya rongga tulang belakang), menebalnya sendi faset (facet joint), penebalan jaringan (hipertrofi) yang menjepit saraf, bone spur (taji tulang atau osteofit).

CEO RS Jakarta dr Heru Pramanto menuturkan, pihaknya menggandeng tim dokter spesialis bedah saraf yang sudah sangat berpengalaman melakukan 2000 tindakan endoskopi Bess dengan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk bergabung di rumah sakit ini di bawah nama Sigma Brain and Spine Center.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas