WHO Nyatakan Wabah Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat
Pernyataan Dr. Tedros muncul atas saran Komite Darurat IHR yang terdiri dari para ahli independen
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan wabah Monkeypox atau cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menetapkan bahwa ada peningkatan Monkeypox di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan sejumlah negara lainnya di Afrika.
Situasi ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional (2005) (IHR).
Pernyataan Dr. Tedros muncul atas saran Komite Darurat IHR yang terdiri dari para ahli independen.
Komite tersebut memberi tahu Direktur Jenderal bahwa mereka menganggap peningkatan Monkeypox sebagai PHEIC, dan berpotensi menyebar lebih jauh ke negara-negara di Afrika dan mungkin di luar benua tersebut.
Direktur Jenderal akan menyampaikan laporan pertemuan Komite dan, berdasarkan saran Komite, menerbitkan rekomendasi sementara kepada negara-negara.
Baca juga: Geger! Jenis Monkeypox Berbahaya Pertama di Luar Afrika Ditemukan, 1 Warga Swedia Terinfeksi
Menurut Tedros, penyebaran yang cepat di Kongo bagian timur, dan pelaporan kasus di beberapa negara tetangga sangat mengkhawatirkan.
"Selain wabah klade Monkeypox lain di Kongo dan negara-negara lain di Afrika, jelas bahwa respons internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa," ungkapnya dilansir dari website resmi WHO, Jumat (16/8/2024).
Penetapan PHEIC ini merupakan yang kedua dalam dua tahun terkait dengan Monkeypox.
Disebabkan oleh Orthopoxvirus, Monkeypox pertama kali terdeteksi pada manusia pada tahun 1970, di Republik Demokratik Kongo.
Penyakit ini dianggap endemik di negara-negara di Afrika bagian tengah dan barat.
Pada bulan Juli 2022, wabah monkeypox di beberapa negara dinyatakan sebagai PHEIC karena menyebar dengan cepat melalui hubungan seksual di sejumlah negara.
Namun, PHEIC tersebut dinyatakan berakhir pada bulan Mei 2023 setelah terjadi penurunan kasus global yang berkelanjutan.
Mpox telah dilaporkan di DRC selama lebih dari satu dekade, dan jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahun terus meningkat selama periode tersebut.
Tahun lalu, kasus yang dilaporkan meningkat secara signifikan, dan jumlah kasus yang dilaporkan sejauh ini tahun ini telah melampaui total tahun lalu.
Karena Monkeypox, terlah bermunculan 15.600 kasus dengan 537 kematian.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia