Rapha Medistra Indonesia bersama Klinik BGC Gelar Event Cek Kesehatan Gratis
Klinik Bandung Geriatri Care (BGC) bekerja sama PT Rapha Medistra Indonesia menggelar event cek kesehatan gratis bertajuk “Sehat Bersama Klinik BGC”.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Klinik Bandung Geriatri Care (BGC) bekerja sama dengan PT Rapha Medistra Indonesia menggelar event cek kesehatan gratis bertajuk “Sehat Bersama Klinik BGC” pada hari Sabtu (24/8) bertempat di Klinik Utama BGC Jl. Jawa No.42, Kota Bandung.
Selain cek kesehatan gratis, berbagai kegiatan mulai dari senam hingga deteksi dini serangan jantung hadir di sini.
“Kegiatan di sini banyak, ada senam, lomba yel-yel, klinik tour, konsultasi dan pemeriksaan kesehatan gratis bahkan ada screening serangan jantung serta masih banyak lagi,” ujar dr. Mery, Direktur Klinik BGC pada saat event Sehat Bersama Klinik BGC.
Klinik BGC merupakan pionir Klinik Geriatri di Indonesia kebanggaan Kota Bandung yang mengutamakan observasi menyeluruh, pelayanan prima dan kinerja profesional. Dengan visi menjadi fasilitas kesehatan yang dibanggakan masyarakat sebagai klinik yang konik dan komprehensif, klinik ini terintegrasi dengan ilmu multidisiplin dan teknologi tinggi dalam bidang pelayanan kesehatan lanjut usia.
Salah satu kegiatan dalam event tersebut adalah melakukan screening kesehatan jantung. Penyelenggara menilai hal ini penting mengingat 45 persen pasien tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung karena mengabaikan keluhan atau gejala yang tidak khas.
“Silent heart attack (serangan jantung tersembunyi) itu gejalanya serupa dengan flu. Pasien merasa sangat lelah dan lesu, dengan rasa tidak nyaman yang menjalar ke sisi kiri rahang, bahu, hingga lengan kiri, serta nyeri di area ulu hati yang menyerupai maag,” ungkap Purnomo, Head of Sales & Marketing Rapha Medistra Indonesia, selaku distributor alat rapid test jantung merek Biopanda.
“Penderita dengan riwayat serangan jantung merupakan kelompok dengan risiko sangat tinggi. Data menunjukkan bahwa serangan susulan dapat terjadi dalam waktu satu bulan setelah kejadian sebelumnya. Oleh karena itu, pemantauan ketat dan deteksi dini, selain penggunaan obat-obatan, sangat penting untuk mencegah serangan jantung berulang,” tambah Purnomo.
Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi serangan jantung adalah dengan mengukur kadar Troponin-I, yaitu protein yang dilepaskan ke dalam aliran darah saat otot jantung mengalami kerusakan.
Peningkatan kadar Troponin-I ini dapat dideteksi melalui tes darah dan menjadi indikator terjadinya cedera otot jantung. Troponin-I bahkan dianggap sebagai standar emas dalam pengukuran infark miokard akut (AMI).
“Kini alat rapid test untuk serangan jantung dengan merek Biopanda sudah tersedia di Indonesia dan bisa dilakukan dengan sangat mudah dengan mengambil sampel darah, serum, atau plasma oleh pasien sendiri. Hanya dalam 10 menit setelah sampel diperiksa, hasilnya dapat dibaca secara visual tanpa memerlukan alat analisis tambahan,” tambah Purnomo.