Kisah Anak Muda Aceh Garap Alat Pendeteksi Kanker Payudara hingga Menang Kompetisi di Malaysia
Alat tersebut merupakan hasil pemikiran dan penelitian tim beranggotakan empat orang mahasiswa lintas jurusan di USK Aceh.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Muhammad Zulfikar
Selain itu, Rahmat menyebutkan beberapa keunggulan lain dari alat buatannya.
“Jadi, keunggulan yang dimiliki alat kami itu pertama low cost (biaya produksi yang murah). Dengan harga yang lumayan murah tapi dapat menyaingi mesin pendeteksi kanker dari rumah sakit,” katanya.
Baca juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Dibandingkan mesin pendeteksi kanker yang sudah ada, alat dan aplikasi BreastCare memang lebih ringkas dan mudah.
Oleh karena itu, alat tersebut bisa lebih praktis dibawa-bawa dan dapat digunakan dalam berbagai situasi.
“Ini juga mudah dibawa ke daerah-daerah pelosok sehingga alat kami ini sangat berguna di daerah pelosok sana untuk membantu masyarakat yang ada di sana,” kata Rahmat berharap penemuannya bermanfaat untuk masyarakat luas.
Amanah mengakui potensi yang besar dari alat buatan Rahmat dan timnya.
Program unggulan Presiden Joko Widodo itu pun berkomitmen untuk membantu para mahasiswa mengembangkan BreastCare menjadi perusahaan rintisan (startup).
“Kami berharap banyak kepada Amanah. Kami juga ingin alat ini bisa diberikan kepada masyarakat luas sehingga semua orang dapat menggunakannya. Kami ingin alat ini memiliki hak paten dan akurasi yang sangat tinggi sehingga memudahkan para dokter dan pihak rumah sakit,” ujarnya.