Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penyebab dan Cara Menangani Kerusakan Sendi Lutut

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seorang mengalami kerusakan sendi lutut meliputi usia lanjut, obesitas, dan riwayat cedera lutut.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Penyebab dan Cara Menangani Kerusakan Sendi Lutut
freepik.com/jcomp
Ilustrasi nyeri lutut. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketika mengalami nyeri lutut terus-menerus yang tidak kunjung membaik dengan pengobatan klasik seperti obat anti-inflamasi dan fisioterapi maka prosedur Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA) bisa jadi pilihan.

Kerusakan sendi lutut harus segera ditangani sebelum parah.

Tanda-tanda lain kerusakan sendi lutut adalah nyeri etika berjalan atau berdiri dalam waktu lama, disertai dengan kekakuan dan pembengkakan serta ada kerusakan pada kompartemen lutut bagian dalam.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kerusakan sendi lutut meliputi usia lanjut, obesitas, dan riwayat cedera lutut.

Baca juga: Mengenal Tindak Arthroscopy: Operasi Penyakit Tulang dan Sendi yang Minim Sayatan

Osteoartitis merupakan kondisi peradangan sendi, juga merupakan faktor risiko utama.

Faktor genetik dan gaya hidup, seperti aktivitas fisik yang berat atau pekerjaan yang membebani lutut secara berulang, juga dapat mempercepat kerusakan sendi.

Berita Rekomendasi

Dokter spesialis ortopedi RS Siloam Kebon Jeruk, Dr. dr. Franky Hartono, Sp.OT (K), mengatakan, UKA hanya mengganti bagian sendi lutut yang mengalami kerusakan, sehingga meminimalkan dampak pada jaringan sekitarnya yang masih sehat.

Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi lutut, tetapi juga meminimalisir waktu pemulihan sehingga pasien bisa mulai berjalan satu hari setelah operasi dan cepat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

“Prosedur ini biasanya diterapkan pada pasien yang mengalami kerusakan sendi lutut yang terbatas pada kompartemen bagian dalam lutut saja, seperti pada Anteromedial Osteoarthritis (AMOA) yang ditemukan pada hampir 50 persen kasus pengapuran (osteoartritis) lutut, maupun pada kasus nekrosis (kematian jaringan) sebagian tulang lutut yang disebut dengan Spontaneous Osteonecrosis of the Knee (SONK),” ujar dia dalam keterangan yang diterima, Senin (14/10/2024).

Sebelum menjalani prosedur, evaluasi klinis penting dilakukan untuk menilai apakah kerusakan lutut sesuai indikasi untuk tindakan UKA dan juga menilai kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Selama operasi UKA, dokter bedah akan membuat sayatan sepanjang sekitar 7 hingga 10 sentimeter di kompartemen lutut bagian dalam untuk mengakses kompartemen yang rusak.

Setelah sayatan dibuat, bagian yang rusak dari tulang dan kartilago akan dikupas secara tipis dan implan UKA yang terbuat dari logam titanium dengan bantalan plastik steril akan dipasang untuk menggantikan bagian lutut yang telah dikupas, dengan tetap mempertahankan struktur ligamen asli lutut.

“Proses ini dirancang untuk meminimalkan kerusakan pada jaringan sekitarnya, yang berdampak pada cepatnya pemulihan dibandingkan dengan prosedur yang lebih invasif seperti TKA,” urai dr Franky.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas