Keputihan Akibat Infeksi Bakteri, Cukupkah Diobati Hanya dengan Antibiotik?
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG, mengungkapkan penyebab keputihan dan cara mengobatinya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Dekan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG, mengungkapkan penyebab keputihan yang paling sering terjadi dan cara mengobatinya.
Secara patologis ada tiga penyebab keputihan, yaitu infeksi bakteri (bacterial vaginosis), infeksi jamur (candidiasis), dan infeksi oleh parasit Trichomonas (trichomoniasis).
Baca juga: Benarkah Keputihan Pada Perempuan Sebabkan Sulit Punya Keturunan? Begini Kata Dokter
"Bacterial vaginosis atau BV saat kehamilan masih menjadi persoalan karena meningkatkan risiko abortus, persalinan prematur, dan infeksi di masa nifas,” jelas dr. Leo dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Bidan Indonesia (PIT IBI) 2024, akhir pekan lalu.
Berdasarkan penelitian dr. Leo, angka keputihan pada ibu hamil di Medan mencapai 44 persen, lebih tinggi dari populasi perempuan pada umumnya yaitu 40,7 persen.
Faktor risiko utama terjadinya BV yaitu vaginal douching atau mencuci vagina.
Dokter Leo mengatakan, secara anatomi, vagina adalah organ reproduksi bagian dalam.
Mencuci vagina itu artinya mencuci sampai dalam dan ini tidak dianjurkan.
Baca juga: Gejala Keputihan Tidak Normal, Berikut Penyebab dan Cara Mengobatinya
"Yang harus dicuci bersih itu bagian luar kemaluan atau bibir vagina (labia). Cuci vagina hanya boleh dalam kondisi tertentu, dan dilakukan oleh tenaga medis,” imbuhnya.
Dr Leo melanjutkan, vagina adalah self-cleansing organ atau organ yang bisa membersihkan dirinya sendiri.
Di liang vagina banyak bakteri. Dalam kondisi normal, flora vagina 90 persen didominasi oleh bakteri bermanfaat yang disebut Lactobacillus. Bila keseimbangan ini terganggu, bakteri anaerob yang bersifat patogen bisa mendominasi, dan terjadilah BV.
Bisakah Probiotik Atasi Keputihan Akibat Infeksi?
Dalam sebuah penelitian ujar dr Leo disebutkan bahwa probiotik memiliki peranan positif sebagai terapi tambahan dalam pengobatan BV.
Namun harus diingat bahwa priobiotik bukan pengobatan utama dalam mengatasi keputihan akibat infeksi.
Pengobatan BV dilakukan dengan pemberian antibiotik oleh dokter, dalam dosis dan jangka waktu tertentu sebagai terapi suportif.
Probiotik sendiri adalah mikroorganisme hidup yang ketika dikonsumsi, memberikan manfaat bagi kesehatan.
Ia mengatakan, probiotik memiliki peranan tdak hanya membuat penyembuhan yang lebih optimal tetapi membuat kekambuhan BV juga berkurang jika dibandingkan dengan menggunakan obat standar.
"Dalam studi-studi tersebut, probiotik diberikan dalam dosis tertentu, biasanya satu atau dua kali sehari, dengan durasi penggunaan 1-2 bulan," urai dia.
Ketua Umum IBI, Dr. Ade Jubaedah, SSiT, MM, MKM menambahkan, peranan bidan terhadap kesehatan perempuan, ibu, dan anak sangat krusial.
Bidan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak terutama di daerah terpencil. Mulai dari masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, hingga pemantauan bayi dan tumbuh kembang anak. Termasuk juga pengentasan stunting,
Ia menekankan pentingnya kolaborasi sinergitas antar berbagai pihak mulai dari Kementrian Kesehatan, BKKBN, organisasi profesi, dan seluruh pemangku kepentingan seperti swasta.
Kolaborasi juga harus menyeluruh, mulai dari pusat hingga ke tingkat paling bawah.
Dalam jangka panjang, IBI berharap kolaborasi dengan dengan pihak swasta Yakult IndonesiA Persada bisa menghasilkan tiga hal: zero stunting, zero mortality, zero waste.