Kemenkes Tegaskan Tes PCR Efektif Deteksi Virus, Ini Penjelasannya
Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH membantah narasi yang menyebut PCR hanya berfungsi untuk mengecek asidosis.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah narasi beredar di publik, menyebutkan bahwa RT-PCR (reverse transcription-polymerase chain reaction), yang biasa digunakan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, hanya berfungsi untuk mengecek asidosis.
Narasi tersebut mengklaim bahwa tes PCR bukanlah metode untuk mendeteksi keberadaan virus.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menyatakan, narasi tersebut keliru.
Untuk mendukung diagnostik penyakit seperti COVID-19, metode pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai standar emas (gold standard) adalah tes amplifikasi asam nukleat (Nucleic Acid Amplification Test/NAAT).
Tes PCR merupakan tes diagnostik yang menggunakan metode uji amplifikasi asam nukleat, yang memiliki tingkat akurasi tinggi dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2.
Uji NAAT diakui sebagai standar emas dalam pemeriksaan virus COVID-19.
Tes ini menguji keberadaan materi genetik virus (asam ribonukleat atau RNA) atau fragmennya saat virus tersebut terurai.
PCR adalah tes yang andal dan akurat untuk mendeteksi infeksi aktif.
Biasanya, tes PCR memerlukan waktu beberapa jam untuk mendapatkan hasil, meskipun ada juga versi yang lebih cepat.
Selain untuk COVID-19, tes PCR dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus lainnya.
Baca juga: Respons Pakar soal Tes PCR Covid-19 Diragukan Dharma Pongrekun di Debat Cagub Jakarta
Sampel berupa saliva, lendir, atau jaringan diambil, kemudian diuji di laboratorium.
“Tes PCR sudah digunakan secara internasional. PCR ini merupakan suatu alat atau cara untuk melakukan diagnostik keberadaan virus. Dengan tes PCR, kita bisa mengetahui patogen yang menyebabkan infeksi penyakit,” kata Syahril dilansir dari website resmi Kemenkes, Selasa (22/10/2024).
“Misalnya, dalam pemeriksaan Mpox. Kita bisa melakukan tes PCR di awal dan mendeteksi patogen penyebab Mpox itu memang dari virus,"lanjutnya.