Kemenkes Tegaskan Tes PCR Efektif Deteksi Virus, Ini Penjelasannya
Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH membantah narasi yang menyebut PCR hanya berfungsi untuk mengecek asidosis.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
Pada tahap berikutnya, jika ingin mengetahui jenis varian virus setelah tes PCR, pemeriksaan Whole Blood Genomic Sequencing atau Whole Genome Sequencing (WGS) dapat dilakukan.
Pemeriksaan ini digunakan, antara lain, untuk mengurutkan genom virus SARS-CoV-2.
Pengurutan genomik SARS-CoV-2 memainkan peran utama dalam respons kesehatan masyarakat terhadap pandemi COVID-19.
Terutama pemetaan penularan virus di tingkat global dan lokal, menginformasikan langkah-langkah pengendalian infeksi, serta mengidentifikasi dan melacak kemunculan varian SARS-CoV-2 baru.
Baca juga: Cegah Avian Influenza Jelang Nataru, Pemprov Bangka Belitung Siapkan Real Time PCR
“Kalau melihat jenis varian virusnya lagi, kita melakukan Whole Blood Genomic Sequencing. Contohnya, kita melakukan tes PCR, untuk mengetahui apakah terinfeksi virus COVID-19 atau tidak. Jika hasil tes PCR positif, maka untuk mengetahui jenis varian virusnya, apakah Delta, Omicron dan lainnya, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan Whole Blood Genomic Sequencing,” terang Mohammad Syahril.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2023 Tentang Pedoman Penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), pemeriksaan tes PCR dan WGS masuk ke dalam upaya surveilans penanggulangan COVID-19.
Disebutkan bahwa pemeriksaan kasus harus dilakukan dengan swab antigen dan/atau swab PCR.
Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data surveilans untuk memantau tren karakteristik epidemiologi dan virologi influenza dan COVID-19.
Serta mendeteksi virus varian baru, dengan konfirmasi pemeriksaan molekuler influenza dan SARS-CoV2 hingga pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).
Baca juga: Covid-19 di Indonesia Sudah Jadi Endemi, Apa Guna Swab dan PCR Saat Ini?
Di sisi lain, asidosis merujuk pada kadar asam yang tinggi dalam tubuh.
Jika tubuh menjadi terlalu asam atau basa, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Tubuh perlu menjaga keseimbangan keasaman untuk kesehatan yang optimal.
Kadar asam yang tinggi menyebabkan tubuh berusaha mengimbangi dan membuang kelebihan asam.
Paru-paru dan ginjal berperan dalam membuang kelebihan asam dari tubuh.
Pemeriksaan asidosis dapat dilakukan melalui tes darah dan urine untuk melihat kadar pH.