Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Peringati Hari Stroke Sedunia 29 Oktober, Kemenkes: Cegah Stroke dengan Aktivitas Fisik

Peringatan Hari Stroke tanggal 29 Oktober jadi momentum untuk mengampanyekan pentingnya aktivitas fisik sebagai langkah pencegahan risiko stroke.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Peringati Hari Stroke Sedunia 29 Oktober, Kemenkes: Cegah Stroke dengan Aktivitas Fisik
Medicine.net
Ilustrasi Stroke - Peringatan Hari Stroke tanggal 29 Oktober jadi momentum untuk mengampanyekan pentingnya aktivitas fisik sebagai langkah pencegahan risiko stroke. Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dr. Elina Widiastuti menyampaikan, aktivitas fisik sangat baik untuk pencegahan stroke. 

Pertama, aktivitas aerobik seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang.

Aktivitas aerobik dengan intensitas sedang dianjurkan 3-5 kali per minggu atau 150-300 menit per minggu.

"Jadi, aktivitas yang dilakukan seperti berjalan dan sebagainya dapat dibagi menjadi 30 menit setiap harinya dan dilakukan selama 5 kali dalam seminggu," lanjutnya.

Kedua, aktivitas penguatan otot seperti gym, yoga, atau pilates, yang disarankan dilakukan 2-3 kali seminggu.

Ketiga, aktivitas sedentari yang perlu dibatasi, contohnya aktivitas sedentari seperti duduk dalam waktu lama perlu dikurangi.

"Kalau misalnya dalam sehari kita banyak duduk kita harus mulai menguranginya, dengan cara seperti yang dilakukan di luar negeri. Di kantor-kantor yang dulunya bekerja sambil duduk, sekarang bisa berdiri. Jadi, tidak hanya duduk aktivitas sehari-harinya dan memperbanyak langkah itu adalah salah satu yang dapat dilakukan," jelasnya.

Bagi yang ingin memulai latihan fisik, ada beberapa komponen latihan yang perlu diperhatikan, yaitu gerakan pemanasan atau peregangan, gerakan inti, dan gerakan pendinginan atau peregangan kembali.

Baca juga: Bahaya Stroke Jika Terlambat Ditangani hingga Pemeriksaan MRI Tak Lagi Terasa Menegangkan

BERITA REKOMENDASI

Dr. Dodik Tugasworo selaku perwakilan dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni) menyampaikan, ketika seseorang mengalami stroke, ia akan lebih rentan terhadap penyakit lainnya.

Misalnya seperti hipertensi yang dianggap sebagai cikal bakal stroke, penyakit jantung karena berhubungan dengan darah, dan diabetes yang dapat mempengaruhi hormon insulin yang digunakan untuk mengontrol gula darah.

Dr. Dodik juga menyebutkan tanda dan gejala stroke yang dikenal dengan slogan SeGeRa Ke RS, yakni:

  • Senyum tidak simetris
  • Gerak tubuh melemah secara tiba-tiba
  • Bicara pelo
  • Kebas atau kesemutan pada separuh tubuh
  • Rabun pada salah satu mata
  • Sakit kepala hebat atau sakit kepala berputar yang muncul tiba-tiba

Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menerapkan 3O + 1D dan CERDIK.

Pencegahan 3O + 1D meliputi Olahraga, Olah seni, Olah jiwa, dan Diet.


Sementara itu, CERDIK adalah Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas