Konsumsi Pangan Berbahan Alami dari Lokal Langkah Awal Penuhi Kebutuhan Gizi Harian
Pakar gizi, Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH mengatakan, fortifikasi adalah tindakan memperkaya nutrisi yang ditambahkan ke dalam pangan tertentu
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang akan memberikan kita semua makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh.
Tidak harus makanan mahal, kuliner lokal seperti ayam pitik, ayam lodho, dan sego tempong di Banyuwangi menjadi contoh makanan sehat, kaya zat besi dan gizi lainnya yang bisa ditemukan dengan mudah dengan harga mura. Dan ini penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah masalah gizi.
"Mengonsumsi pangan dengan bahan alami seperti pangan lokal adalah langkah awal yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi harian secara berkelanjutan,” kata pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Prof Ir Ahmad Sulaeman MS PhD, saat pelaksanaan program Jelajah Gizi 2024 di Banyuwangi, Jawa Timur belum lama ini, sebagaimana keterangan tertulis dikutip pada Minggu (10/10/2024).
Menurut Sulaeman, selain mendapatkan gizi dan nutrisi langsung dari pangan lokal, dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi harian juga dapat dilengkapi dengan pangan fortifikasi untuk memperkuat dan mengoptimalkan penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Pakar gizi, Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH mengatakan, fortifikasi adalah tindakan memperkaya nutrisi yang ditambahkan ke dalam pangan tertentu untuk mendukung kita memenuhi nutrisi harian yang dibutuhkan oleh tubuh.
Medical & Science Director Danone Indonesia ini mencontohkan, kebutuhan zat besi harian anak setara dengan ½ ekor ayam.
"Dengan kemampuan pencernaan yang masih terbatas, tentu belum memungkinkan seorang anak untuk mengkonsumsi ½ ekor ayam setiap harinya," kata dr Ray.
Sehingga dihadirkan susu pertumbuhan yang sudah diformulasi dan kaya zat besi dengan kombinasi unik vitamin C atau IronC untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak serta membantu mencegah anemia.
Baca juga: Anak Bisa Kena Penyakit Eksim Imbas Perubahan Cuaca Mendadak
Staf Khusus Badan Gizi Nasional, Ikeu Tanziha menyatakan, sesuai onvensi hak anak, anak memiliki beberapa hak yang tidak hanya hak untuk hidup namun juga untuk keberlanjutan hidup dimana anak harus menikmati kesempatan untuk hidup secara optimal.
Hal tersebut menandakan bahwa tidak boleh ada anak terlahir stunting dan berat badan rendah. Setiap orang dewasa atau orang tua wajib memberikan makanan bergizi sesuai dengan pasal konvensi hak anak namun kenyataannya, tidak semua keluarga mampu untuk hal ini.
"Di pasal 18 dijelaskan bahwa pola asuh dilakukan oleh orang tua dan jika orang tua tidak mampu maka negara harus membantu anak untuk mencapai titik optimal tumbuh kembangnya," katanya.
Hal tersebutlah yang melandasi lahirnya Program Makan Bergizi yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Untuk itu, secara bertahap kami akan memastikan kesediaan bergizi bagi anak Indonesia melalui kolaborasi dan kontribusi pentahelix.
"Kolaborasi sangat dibutuhkan seperti halnya tergambar dalam Jelajah Gizi 2024 yang memperlihatkan bagaimana semua sektor baik dari sisi pemerintah pusat, pemerintah lokal, akademisi, media bekerjasama dalam melakukan edukasi seputar pangan bernutrisi dan kekayaan pangan lokal di Banyuwangi," katanya.
Baca juga: 100 Orang Dirawat di RSCM akibat Judi Online, Remaja dan Dewasa Muda Lebih Berisiko Kecanduan Judol
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Banyuwangi, Sugirah mengatakan, Pemkab Banyuwangi menargetkan penurunan angka stunting sebesar 50 persen pada 2024 sehingga berbagai inisiatif kami lakukan baik dari sisi edukasi maupun intervensi di lapangan untuk percepatan penanganan stunting.
Intervensi ini tak terkecuali dengan menggali potensi pangan lokal setempat.
"Banyuwangi merupakan sebuah kota pesisir dengan kekayaan alam dari pertanian hingga laut, memiliki karakter geografis dan budaya Jawa Timur yang unik. Hal ini membuat ragam kuliner pangan Banyuwangi juga menjadi beragam yang juga memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh,” katanya.
Ia menyambut baik program Jelajah Gizi karena sebagai bentuk komitmen bersama bahwa kesehatan adalah aspek yang paling utama. Karena dengan tumbuh sehat cukup gizi maka sumber daya manusia yang unggul dapat terpenuhi.
Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, gizi seimbang dan hidrasi yang berkualitas menjadi kunci untuk mencegah dan memutus mata rantai stunting juga anemia.
"Program Jelajah Gizi yang sudah dilaksanakan sejak 2013 diharapkan bisa mengedukasi masyarakat bahwa nutrisi harian anak dan keluarga dapat kita penuhi lewat pangan lokal yang terjangkau juga mudah kita temukan di lingkungan sekitar," katanya.
Jelajah Gizi 2024 menyuguhkan serangkaian perjalanan yang mengeksplorasi keunikan pangan lokal dengan membedah secara ilmiah kandungan nutrisi dari sajian kuliner tradisional dan mengulik cerita nutrisi di balik pangan lokal Banyuwangi seperti Nasi Tempong, Rujak Soto, Pecel Rawon, Ayam Kesrut, Pecel Pitik.