Gigi Retak Tidak Selalu Dicabut, Ketahui Penyebab dan Cara Penanganannya
Kondisi gigi retak biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit, terutama saat mengunyah atau menggigit makanan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gigi Retak bisa terjadi pada siapa saja.
Kondisi gigi retak biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit, terutama saat mengunyah atau menggigit makanan.
Baca juga: Viral Potret Gigi Fermin Lopez Patah saat Barca Digebuk Leganes, Pelaku Lolos dari Hukuman Wasit
Namun, tidak perlu khawatir. Penanganan gigi retak tidak selalu harus dicabut.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi di RS Pondok Indah - Puri Indah, drg. Hanny Ilanda.
Baca juga: Bisa Diterapkan di Rumah, Berikut 4 Cara Cegah karies Gigi pada Anak
"Gigi retak itu tidak selalu harus dicabut. Kita lihat dulu untuk retakannya sudah seberapa dalam sudah seberapa besar. Kemudian gejala dari pasiennya seperti apa dan semua itu kita memerlukan faktor penunjang," ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah dilansir, Senin (1/1/2025).
Beberapa faktor penunjang yang dibutuhkan seperti foto rontgen.
Lebih lanjut, drg Hanny pun menjelaskan apa saja gejala dari gigi retak.
Biasanya, gigi yang retak akan sangat sensitif saat mengonsumsi minuman dingin.
Kemudian ia akan merasa ngilu saat mengonsumsi minuman yang dingin atau manis.
"Sangat nyeri apabila mengunyah makanan. Kemudian apabila retakan itu terjadi pada gigi yang sudah mati gigi, itu tidak akan ada sensasi seperti gigi yang hidup," imbuhnya.
Seperti, tidak ada rasa sensitif terhadap suhu.
Lantas apa saja penyebab terjadinya retak pada gigi?
Menurut drg Hanny, ada beberapa penyebab gigi retak. Seperti kebiasaan mengunyah sesuatu yang keras, misal es batu.
Baca juga: Terjadi di Ngawi, Mungkinkah Cabut Gigi Buat Orang Meninggal Dunia?
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.