Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu

Dokter ungkap pentingnya peduli dengan kesehatan tulang belakang, membuat penderita skoliosis makin tahun makin bertambah.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu
Dokumentasi pribadi untuk Tribun
CEK KONDISI KESEHATAN - Mengecek kondisi tulang punggung seorang warga RW 01 Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2025). Pengecekan menggunakan skoliometer untuk mengukur tingkat lengkungan tulang punggung. Kegiatan ini digelar sebagai upaya memotivasi masyarakat agar rutin menjaga kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat. 

Laporan Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Skoliosis atau tulang punggung bengkok seperti hurup C atau S  bisa terjadi pada siapa saja. Bukan hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa.

Dengan kata lain, lengkungan pada tulang punggung adalah suatu kondisi yang tak hanya berkembang selama masa anak-anak atau remaja, tetapi nyatanya kondisi ini juga bisa muncul di usia dewasa. 

Ada dua bentuk skoliosis, yakni skoliosis idiopatik dan skoliosis degeneratif.

Mengutip Swiss Surgery, skoliosis idiopatik terjadi pada pasien muda. Asal usulnya tidak diketahui, oleh karena itu disebut "skoliosis remaja idiopatik".

Anak perempuan umumnya lebih mungkin terkena daripada anak laki-laki.

Beberapa ahli berteori bahwa skoliosis idiopatik bisa berkembang akibat genetik dan bisa berasal dari lembutnya ligamen, lemahnya otot, atau perkembangan abnormal dari tulang

Berita Rekomendasi

Sementara itu, skoliosis degeneratif disebabkan oleh atrisi atau karena proses pengikisan pada tulang.

Karena atrisi, tulang kehilangan bentuk lurusnya, yang menyebabkan skoliosis.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencatat prevalensi skoliosis di Indonesia mencapai tiga sampai lima persen dari jumlah populasi.

Skoliosis yang berat dapat mengganggu kesehatan, menimbulkan keluhan yang dapat mengganggu produktivitas, menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri punggung, kesulitan bernapas, dan gangguan pada organ dalam.

Kurangnya wawasan mengenai pentingnya peduli dengan kesehatan tulang belakang, membuat penderita skoliosis makin tahun makin bertambah.

Dalam seminar edukasi yang digelar Holywings Peduli baru-baru ini, dr. Singgih, MKM dari RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan, menjelaskan serba-serbi tentang skoliosis.

Khususnya mengenai langkah-langkah pencegahan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas