Destinasi Digital Pasa Sago Siap Launching 5 Agustus 2018
Keinginan Menteri Pariwisata Arief Yahya mewujudkan banyak destinasi digital terus terealisasikan. Terbaru, akan lahir Pasa Sago di Payakumbuh.
Editor: Content Writer
Keinginan Menteri Pariwisata Arief Yahya mewujudkan banyak destinasi digital terus terealisasikan. Terbaru, akan lahir Pasa Sago di Payakumbuh, Sumatera Barat. Pasar ini akan dilaunching Minggu (5/8).
Pasa Sago merupakan atraksi wisata baru yang berada di Jalan Diponegoro, Payolansek, Payakumbuh. Pasa Sago ini memiliki konsep kembali ke alam dan juga manmade. Destinasi ini adalah hasil kolaborasi Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumatera Barat dan masyarakat lokal.
"Pasa Sago merupakan destinasi digital hasil dari kreatifitas GenPI yang menciptakan atraksi baru. GenPI memfasilitasi masyarakat dengan pihak birokrasi terkait dalam upaya mewujudkan pariwisata berbasis masyarakat," ujar PIC Pasa Sago, Elsa Thessia Yeneva, Jumat (3/8).
Bakal banyak atraksi seru yang ditampilkan saat launching nanti. Atraksi itu berupa panjat pinang condong, permainan anak nagari, kesenian Minang, hiburan hingga festival jajanan minang.
Wanita yang akrab dipanggil Eca ini menjelaskan, Pasa Sago sama dengan destinasi digital lainnya yang pada dasarnya menciptakan tempat atraksi baru yang instragramable.
"Tujuan dari destinasi digital ini adalah untuk menghidupkan pariwisata Sumatera Barat khususnya Payakumbuh. Tujuannya agar masyarakat lokal terlibat dengan kegiatan pariwisata yang dapat membantu perekonomian masyarakat," jelasnya.
Pasar ini berlokasi di lahan datar dan ada beberapa kolam ikan yang masih berfungsi. Di sekitarnya ada bukit dan ada hamparan sawah yang bisa digunakan untuk perluasan lokasi. Kolam ikan yang ada juga dijadikan sebagai kolam pancing.
"Setiap minggunya akan menyuguhkan hal-hal yang berbeda baik dari makanan, minuman hingga permainan atau hiburan. Nantinya di lokasi Pasa Sago juga disedikan mini farm yang saat ini masih dalam tahap pembangunan," ungkapnya.
Pengunjung yang datang bisa membeli tiket seharga Rp 5000 per orang. Pengunjung dapat menukarkan tiket masuk tersebut dengan Ice Cream (free ice cream).
Sama seperti destinasi digital lainnya, Pasa Sago menggunakan media sosial sebagai ajang promosi untuk mendatangkan pengunjungnya. Info-info terus diberikan di Instagram Pasa Sago yakni @Pasasago.
Koordinator GenPI Nasional, Mansyur Ebo, menambahkan, ada banyak kreasi pasar yang sedang dipersiapkan. Semua berbasis pada atraksi pariwisata, untuk memperkuat daya tarik dan daya saing destinasi.
“Kami selalu menggabungkan nature alam, culture atau budaya, dan dikombinasi dengan manmade,” ujar Ebo.
Pasaran adalah bentuk kopi darat atau offline komunitas netizen dan masyarakat umum yang tematik. Anak muda zaman “now” tidak mau yang biasa-biasa saja. Semua harus punya cerita, asyik difoto, dan kreatif.
“Mereka maunya berlama-lama nongkrong, seperti di cafe, asal jaringan telekomunikasinya bagus,” ucap Mansyur.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi semangat anak-anak GenPI dalam berkreasi. Menciptakan pasar-pasar dengan berbagai karakter, sesuai daerahnya.
“Pasa Sago ini menggabungkan antara adventure, nature, culture dan ada banyak sentuhan buatan atau manmade. Itu sangat kreatif,” kata Menpar Arief Yahya. (*)