Perahu Bidar Jadi Atraksi Bersejarah dan Keren di Festival Sriwijaya 2018
Festival Sriwijaya 2018 menjadi atraksi bagi para peserta maupun pendukung ajang Asian Games.
Editor: Content Writer
Wanita yang biasa disapa Iyung itu mengatakan, Bidar merupakan perahu yang terbuat dari kayu. Di Palembang, Perahu Bidar juga digunakan untuk ajang perlombaan dayung perahu.
Di Sumatera Selatan, Imbuh Iyung, ada berbagai jenis perahu bidar, yang paling terkenal yak i Bidar Kecik (mini) dengan jumlah pendayung 11 orang, Bidar Pecalangan (menengah) yang bisa mengangkut lebih dari 35 orang.
Perahu ini untuk acara di Sungai Musi dan daerah lain dan yang ketiga yakni Perahu Bidar yang bisa mengangkut 57-58 orang, digunakan sekali dalam setahun di Sungai Musi saat perayaan HUT RI.
Sebuah perahu bidar yang digunakan untuk lomba memiliki panjang sekitar 26 meter (dari haluan ke buritan), lebar 1,37 meter (bagian yang terlebar), dan tinggi sekitar 0,70 meter (bagian yang paling dalam).
Bagian jalur atau lunas perahu memiliki ukuran 20 meter dengan lebar 0,09 meter terbuat dari kayu jenis kempas, bungus atau rengas yang merupakan kayu kuat dan tahan terhadap air. Pada bagian kerangka perahu yang berbentuk balok-balok melengkung dengan ukuran sekitar 7x15 meter terbuat dari kayu bungus atau rengas.
Bagian kerangka untuk memperkuat perahu juga berfungsi sebagai penghubung antara lunas dengan pinggiran atau dinding perahu. Bagian ini terbuat dari kayu merawan dengan ukuran panjang sekitar 26 meter, lebar 0,12 meter, dan tebal 0,03 meter
Sepanjang pinggiran bagian dalam perahu (kanan dan kiri) terdapat balok-balok kayu yang biasa disebut buayan.
Bagian ini memiliki fungsi sebagai tempat dudukan palangan perahu dengan ukuran panjang 26 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 0,10 meter.
Palangan ini sebagai tempat duduk para pedayung, bentuknya papan selebar 15 centimeter yang dipasang melintang tepat di atas buayan.
Pada bagian haluan dan buritan perahu terdapat lantai papan yang terbuat dari kayu merawan dengan ukuran sekitar 70x30 cm.
"Bagus, atraksi harus terus dipertahankan, karena pariwisata itu semakin dilestarikan makan semakin mensejahterakan,"ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)