Hadapi Revolusi Industri 4.0 PPSDM Migas Lakukan FGD
Jakarta-Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral cq. Pusat Pengembangan Sumber Daya Minyak dan Gas mengadakan Focus Group
Editor: Content Writer
Jakarta-Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral cq. Pusat Pengembangan Sumber Daya Minyak dan Gas mengadakan Focus Group Discussion mengenai Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Vokasi Melalui Sertifikasi Kompetensi Bidang Minyak dan Gas Bumi dalam Rangka Link & Mach antara dunia pendidikan dan dunia industri (28/11/2018) di Swiss Belhotel Mangga Besar.
Menghadirkan narasumber antara lain Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemenristekdikti, Direktur Pembinaan Kelembagaan SMK Kemendikbud, Direktur Bina Standarisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja Kemenaker, Kepala Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Komite Akreditasi Nasional, Direktur Utama PT. Pertamina (Persero), IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia) dan dihadiri oleh 300 peserta, terdiri dari berbagai institusi termasuk lembaga pemerintah, lembaga pendidikan tinggi , SMK dan juga dari industri.
“Focus Group Discussion ini bertujuan untuk mencari terobosan-terobosan bagaimana kita meningkatkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang oil and gas,” ujar Wiratmaja dalam sambutan pembukaan acara
Penandatangaan MOU antara BPSDM ESDM juga dilakukan dengan PT. Surveyor Indonesia, PT. Kreasindo Resources Indonesia, Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan, Institut Teknologi Nasional Malang, Universitas Bayangkara Jakarta Raya, Universitas Ma Chung, Politeknik Negeri Ambon, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Semarang untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang minyak dan gas.
Sebagai Key Note Speaker Archandra Tahar mengawali dengan menyampaikan isi buku berjudul Achivement Habbit yang dikarang oleh Prof. Bernard Roth dari Standford yang telah menginspirasi tumbuhnya industri yang berbasis IT, dalam buku tersebut mengatakan seharusnya teknologi revolusi 4.0 tidak boleh mematikan lapangan pekerjaan untuk manusia, robotic dan artificial intelligence digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia bukan untuk mematikan lapangan pekerjaan untuk manusia
Lanjut Archandra juga mengutip buku mengenai Leadership yang pernah dibaca mengatakan “If we have dicipline people we dont need hirarqy, If we have dicipline thought we dont need birocrachy, If we have dicipline action we dont need microaction”. Berkembanglah industri-industri yang menopang pertumbuhan perekonomian baru di Amerika yang berbasis teknologi.
Dikaitkan dengan harapan Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan Vocational School, konsep Vocational School ini harus jelas, apakah membuka lapangan kerja baru atau siap untuk bekerja ditempat-tempat tumbuhnya pekerjaan-pekerjaan baru. Dengan Revolusi Industri 4.0 tidak seharusnya mematikan lapangan pekerjaan untuk bidang-bidang vocational, inilah yang perlu dicarikan solusi bersama.
“merespon revolusi industri 4.0 berlandaskan pada teknologi, yang kita perlukan adalah buka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya dan persiapkan untuk mengisi itulah esensi dari Vocational School syukur2 mereka bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri,” tegas Archandra
Tujuan FGD ini adalah untuk mengidentifikasi potensi dan kendala yang dihadapi pendidikan vokasi untuk memenuhi kompetensi lulusan agar sesuai dengan kebutuhan industri migas yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi. (*)