Rentetan Bencana Berpotensi Menggerus Target Wisman
Tahun 2018 tampaknya tak terlalu menguntungkan bagi industri pariwisata di Tanah Air.
Editor: Content Writer
Tahun 2018 tampaknya tak terlalu menguntungkan bagi industri pariwisata di Tanah Air. Sejak awal tahun, beragam bencana meneman industri pariwisata di sejumlah daerah tujuan wisata.
Termasuk jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 yang menjadi pukulan telak, bagi pariwisata Indonesia.
75% Wisatawan Mancanegara tiba ke Indonesia via udara, dengan transportasi airlines. 24% penyeberan, terutama di Batam-Bintan - Singapore.
Ini mirip MH17, Malaysia Airlines, pesawat Boeing 777 yang membawa 280 penumpang dan 15 awak dari Amsterdam ke Kuala Lumpur dan jatuh sekitar 50 mil sebelum memasuki wilayah Rusia, April 2014 lalu.
Sejak itu, pengguna jasa penerbangan MAS juga anjook. Lalu kunjungan ke Malaysia juga menurun. Dampak
Akibatnya, target kunjungan wisatawan mancanegara meleset. Jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 itu tampaknya bakal semakin kuat menekan pergerakan wisatan di Indonesia.
Bencana alam, gempa, tsunami, luquifikasi, sampai bencana teknologi seperti Lion jatuh itu betul-betul berpengaruh terhadap kunjungan Wisman ke tanah air. Termasuk polemik, dan perang kata-kata keras di media soal zero dollar tour bulan lalu.
Rentetan musibah ini, membuat banyak pelancong mancanegara yang membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Terutama dari negara pasar utama seperti Australia, Tiongkok, dan Jepang.
Salah satu yang paling mengguncang adalah gempa Lombok. Kondisi semakin parah mengingat bencana terjadi saat puncak kunjungan. Diperkirakan Indonesia kehilangan sekitar 500.000 wisman.
Asumsinya Indonesia kehilangan 100.000 wisman perbulan, dari mulai bulan Agustus hingga Desember 2018. Dengan demikian proyeksi realisasi tahun ini akan melenceng dari target 17 juta kunjungan wisman.
Gempa tidak hanya berdampak bagi Lombok semata. Bali yang merupakan daerah tetangga, ikut merasakan imbasnya. Indonesia juga.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra, sampai akhir Oktober 2018, kunjungan wisman di Bali baru mencapai 80% dari target. Sangat sulit memenuhi target sebesar 6,5 juta kunjungan wisman ke Bali karena bencana yang terus datang.
“Sampai Oktober baru sekitar 5,2 juta wisman. Targetnya 6,5 juta sampai akhir tahun,” ungkap Anak Agung Gede Yuniartha Putra, beberapa waktu lalu.
Berita mengenai bencana tak ayal menjadi momok menakutkan bagi wisman. Mereka tak segan menunda ataupun membatalkan rencana perjalanannya ke Pulau Dewata.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.