TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dulu terminal-terminal bus di Indonesia memiliki citra jorok, rawan kejahatan, tidak tertib yang pernah melekat.

Kini, setelah pemerintah pusat, melalui Kementerian Perhubungan, mengelola terminal-terminal tipe A di Indonesia, terminal-terminal tersebut memiliki citra baru. Kebersihan, kenyamanan, keamanan dan ketertiban menjadi titik berat pembenahan terminal-terminal tipe A demi memberikan pelayanan yang lebih baik.

Berikut ini beberapa terminal penumpang tipe A di Indonesia yang memiliki wajah baru.   

Terminal Tirtonadi, Surakarta

Terminal Tirtonadi diklaim sebagai terminal terbaik dan terlengkap di Indonesia. Kelengkapan fasilitas yang dimilikinya menjadikan terminal ini layak disetarakan dengan bandara. Terminal ini bahkan memiliki Sky Bridge, jembatan penghubung antara terminal dan stasiun kereta api.

Baca: Penumpang dan Sopir Sama-sama Nyaman, Inilah Potret Terminal Mandalika Kebanggaan Masyarakat NTB

Terminal Tirtonadi merupakan terminal pertama yang menggunakan sistem tiket elektronik atau e-ticketing. Terminal ini juga telah dilengkapi fasilitas untuk penyandang difabel. Pada ruang tunggu penumpang, terdapat resepsionis atau pusat informasi yang siap membantu calon penumpang.

Terminal ini memiliki jalur khusus untuk penyandang difabel. Jalur tersebut menghubungkan satu fasilitas dengan fasilitas lainnya. Loket dan kursi di ruang tunggu tertata rapi. Ruang ini juga dilengkapi fasilitas penyejuk udara untuk meningkatkan kenyamanan calon penumpang.

Terminal Mandalika, Mataram

Terminal penumpang tipe A Mandalika merupakan terminal penumpang terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terminal ini terletak di Jl. Raya Sandubaya Kota Mataram dengan luas lahan + 40.000 m2.

Pada bulan April 2018 lalu, Terminal Mandalika mengalami rehabilitasi dan beberapa perubahan. Di antaranya ruang tunggu penumpang yang semakin nyaman karena menggunakan penyejuk udara, ruang bermain untuk anak, ruang merokok, serta ruang menyusui.

Gedung kedatangan penumpang bus dan angkutan kota juga mengalami perubahan. Di sini dilakukan pemasangan beberapa rumah lampu pada atap, lantai keramik dan dinding, kusen, instalasi listrik, plafon, atap, pengecatan dan lain-lain. 

Terminal Seloaji, Ponorogo

Terletak di Jalan Arif Rahman Hakim, Babadan, Terminal Seloaji merupakan simpul yang menghubungkan Kabupaten Ponorogo dengan wilayah lain seperti Wonogiri dan Pacitan. Pengembangan terminal mengadopsi konsep eco green building yang ramah lingkungan dan hemat energi.

Titik berat pengelolaan Terminal Selolaji adalah kebersihan, ketertiban, kenyaman, keamanan dan pemeliharaan fasilitas. Untuk meningkatkan pelayanan Kementerian Perhubungan akan menyempurnakan beberapa fisik bangunan.

Penyempurnaan itu meliputi penambahan beberapa fasilitas signage, papan informasi, jalur difabel, pengadaan kursi roda, penempatan CCTV, sistem informasi berbasis komputer, pagar sterilisasi, hingga ruang kesehatan.

Terminal Sukabumi

Terminal ini berlokasi di Jalan Lingkar Selatan, Sukabumi. Menyandang status sebagai terminal penumpang tipe A, tempat ini dirancang terintegrasi dengan pusat rekreasi dan perbelanjaan. Terminal Sukabumi memiliki fasilitas ruang tunggu penumpang yang luas dan bersih.

Didesain berwarna kuning, biru, dan putih, sebagian besar area ini didominasi dengan material kaca. Pemanfaatan dinding kaca ini agar ruang tunggu memiliki penerangan yang cukup sehingga hemat tenaga listrik pada siang hari.

Kondisi jalur kedatangan di Terminal Sukabumi tertib karena petugas selalu hadir mengarahkan penumpang yang baru tiba. Selanjutnya, terdapat menara pengawas terminal di lantai atas kantor operasional. Menara ini berfungsi sebagai tempat pengawasan sirkulasi bus.

Terminal Induk Pemalang

Terminal Induk Pemalang memanfaatkan lahan kosong untuk melakukan perluasan. Perluasan ini bertujuan untuk kemudahan parkir dan perbaikan bus. Jalur kedatangan sekarang mampu menampung tujuh unit bus dan jalur keberangkatan bisa menampung sembilan unit bus.

Sebagai representasi identitas budaya, bangunan utama terminal Induk Pemalang dibentuk seperti Rumah Joglo. Bangunan ini terdiri dari ruang tunggu penumpang, ruang penjualan tiket, dan pintu utama. Tak lupa, penempatan pohon di dalam ruang untuk melestarikan lingkungan.

Petugas terminal selalu melakukan pemeriksaan administrasi surat-surat di pos gerbang terminal. Mereka juga memeriksa kelayakan fisik angkutan secara detail.

Terminal Pekalongan

Pekalongan termasuk kota yang mengalami pertumbuhan tertinggi di Jawa Tengah. Perekonomian yang tumbuh secara konsisten membuat mobilitas warga semakin tinggi. Hal itu yang menjadi latar belakang pemerintah memperbaiki Terminal Pekalongan.

Pemerintah merestorasi loket penjualan tiket Terminal Pekalongan. Di terminal juga ada jalur khusus penyandang difabel. Deretan pepohonan menciptakan atmosfer yang nyaman di sekitar ruang tunggu penumpang.

Terminal Ir. Soekarno, Klaten

Terminal Klaten merupakan sebuah terminal tipe A yang berada di Desa Buntalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Menempati area seluas 3, 2 hektar, bagian-bagian terminal mulai dibangun secara bertahap semenjak tahun 2013.

Beragam kelengkapan tersedia di terminal ini. Di antaranya adalah deretan kursi di ruang tunggu penumpang, yang juga dirancang ramah terhadap penyandang difabel.

Jendela bersifat multifungsi memungkinkan sirkulasi udara tidak hanya mengandalkan AC, namun juga aliran udara secara alami. Deretan loket yang diperuntukan untuk agen-agen bus tertata rapi di dalam gedung.

Terminal Arjosari, Malang

Terminal Arjosari terletak di Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Terminal ini merupakan terminal terpadu yang melayani angkutan dalam kota, dalam provinsi, serta antarprovinsi.

Tata letak dan fungsi ruang berubah total setelah proses rehabilitasi selesai. Kini enam loket tiket yang diperuntukan bagi PO bus sudah digunakan. Demikian pula posko informasi/ pengaduan, toko makanan dan minuman, serta layar monitor berisikan jadwal kedatangan dan keberangkatan bus yang ada di terminal berfungsi secara baik.