Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guntur Sakti: Maaf Ya #ItuBukanKemenpar

Di Twiterland tiba-tiba muncul postingan yang bernada minor dan dialamatkan ke Kemenpar RI, 16 Februari 2019. Kemenpar dituding main comot foto orang,

Editor: Content Writer
zoom-in Guntur Sakti: Maaf Ya #ItuBukanKemenpar
dok. Humas Kemenpar

Di Twiterland tiba-tiba muncul postingan yang bernada minor dan dialamatkan ke Kemenpar RI, 16 Februari 2019. Kemenpar dituding main comot foto orang, sampai foto Phi Phi Island “dicuri”, lalu diberi caption Raja Ampat, dan ditempel logo Wonderful Indonesia. Beberapa media online juga memberitakan hal itu, hanya dengan sumber dari interaksi di twitter, bahkan sudah menjalar ke Facebook.

Rata-rata isinya, memojokkan Kementerian Pariwisata, dianggap memalukan! Salah menggunakan foto, dan lain-lain. Yuk, kita wawancana dengan Guntur Sakti, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, biar jelas, tidak simpang siur, dan resmi. Agar tidak diputar balikkan persepsi publik, dari logika yang tidak utuh.

Selamat pagi Pak Guntur Sakti (GS)?

Selamat pagi, selamat berakhir pekan. Jangan lupa piknik. Ajak keluarga, handai tolan, sahabat, rekan, menikmati Pesona Indonesia.

Maaf Pak GS, Kemenpar sedang dibicarakan di Twitter dan FB, soal Phi Phi Island dilabeli Raja Ampat, dijadikan materi promosi Pariwisata Indonesia. Apa itu benar pak?

Astagfirullah hal ‘adzim.. Menurut Anda, dengan logika Anda, dengan reputasi Kemenpar saat ini, mungkin nggak itu dilakukan oleh Kemenpar?

Maaf ya #ItuBukanKemenpar. Melalui akun Twitter @Kemenpar_RI juga sudah kami jawab, bahwa untuk gambar dan materi promosi tersebut bukanlah materi promosi resmi dari Kementerian Pariwisata. Kami sudah berkoordinasi dan mendapatkan penjelasakan yang cepat dan akurat dari Angkasa Pura II. Atas perhatian dan respons cepat AP2 kami juga mengucapkan terima kasih. Salam Pesona Indonesia.

BERITA TERKAIT

Ooo, begitu? Tapi kok bisa lolos? Di dipasang di Bandara Soekarno Hatta?

Ini saya tidak sedang bantah membantah ya. Saya tidak mau berpolemik dan saling caci maki ya mas. Karena memang bukan kita yang membikin, bukan pekerjaan promosi, bukan permintaan Kemenpar, dan gambar MMT itu tidak di ruang reklame. Saya ingin mendudukkan masalah yang sebenarnya ya, biar tidak simpang siur.

Kami sudah investigasi, baik internal maupun eksternal. Secara internal, belum ada pekerjaan promosi outdoor dengan menggunakan MMT, di Bandara Soekarno Hatta.

Secara eksternal, kami sudah koordinasi dengan AP2. Ternyata, MMT yang bergambar bukan Raja Ampat dengan Logo yang juga salah itu, hanya untuk menutup pekerjaan lift, agar rapi, tidak berantakan, ditutup dengan multipleks putih dan diberi digital printing (MMT) itu. Tujuan vendor atau kontraktor, agar kelihatan rapi, bersih, dan nyaman di pandang.

Tujuannya sendiri baik kan? Vendor itu searching sendiri, download sendiri, mendesain sendiri, mengambil logo sendiri, menempel sendiri, tanpa approval atau persetujuan baik AP2 maupun Kemenpar. Mereka juga tidak meminta foto resmi ke Kemenpar. Kami punya stok foto dan video yang banyak sekali, dan untuk promosi Pariwisata free kok, tidak perlu bayar.

Lokasi pemasangannya pun bukan titik promosi. Hanya untuk menutupi lift yang sedang under construction. Pekerjaan kontraktor itu juga tidak menggarap bidang promosi. Jadi terlalu prematur kalau mencibir, mencaci maki, merendahkan Kemenpar dan AP2, dari case yang seperti ini.

Apakah kejadian seperti ini sering terjadi?

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas