Perkuat Festival Crossborder, Kemenpar Gelar Rakor dengan Stakeholder Malaysia di Nunukan
Optimalisasi Festival Crossborder disepanjang 2019 terus dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Langkah strategis dikembangkan. Penguatan berbag
Editor: Content Writer
Optimalisasi Festival Crossborder disepanjang 2019 terus dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Langkah strategis dikembangkan. Penguatan berbagai faktor penting menjadi fokus utama untuk mendulang wisatawan perbatasan.
Salah satunya dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Festival Crossborder Nunukan. Program ini digelar pararel di Nunukan Kalimantan Utara (Kaltara) serta di Tawao Malaysia.
Tepatnya tanggal 4 April di Hotel Lenfin Kota Nunukan, serta tanggal 5 April 2019 di Hotel Promenade di Tawao, Malaysia.
"Rakor ini bertujuan memberikan informasi pelaksanaan Festival Wonderful Indonesia di border area. Langkah ini menjadi penting untuk menyamakan persepsi dalam mengangkat potensi pariwisata di perbatasan Indonesia dan Malaysia," kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, Kamis (4/4).
Menurut Adella, Rakor ini akan melibatkan banyak pihak. Bukan saja stakeholder pariwisata Indonesia, tetapi juga pihak negeri tetangga Malaysia.
Hal ini dilakukan untuk melancarkan pelaksanaan Festival Wonderful Indonesia di Crossborder Nunukan.
Dari mulai pejabat pemerintahan, sampai para travel agent di Malaysia. Bahkan juga lembaga adat dan organisasi kemasyarakatan tidak luput di undang.
"Rakor ini dimaksudkan untuk mendapat dukungan dan kerjasama Pemerintah Tawao, Malaysia. Sehinga mempermudah penyebaran informasi Festival Crossborder Nunukan kepada warga Tawao, Sabah, Malaysia," ungkap Adella.
Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono pun ikut angkat suara.
Menurutnya, Festival Wonderful Indonesia di border area bukan hanya sebagai cara mengejar target angka kunjungan wisatawan.
Lebih dari itu, festival ini memiliki nilai strategis untuk pembangunan dan pengembangan di kedua negara.
"Kemenpar telah menetapkan bahwa border area menjadi prioritas dalam pembangunan pariwisata. Karena lintas border mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan dan pembangunan baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan kedua negara," ucapnya.
Rakor ini pun mendapat dukungan penuh dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menurut Menpar langkah menyamakan persepsi dalam membangun wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia jelas harus dilakukan.
Karena kedekatan teritorial, budaya dan kekerabatan menjadi modal kuat dalam mengangkat kesejahteraan di kedua negara.
"Rakor ini dibuat untuk meningkatkan interaksi di antara kedua negara melalui pariwisata. Dengan sinergi ini, diharapkan sebuah kerjasama apik antar masyarakat dua negara akan tercipta semakin baik. Yang pada akhirnya mengangkat perekonomian masyarakat diperbatasan lewat kepariwisataan," ungkap Menpar Arief Yahya. (*)