Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keren, Kemenpar Lakukan Uji Trail Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat

Paket wisata budaya Pulau Penyengat siap ditawarkan ke wisatawan. Namun, paket ini akan menjalani Uji Trail terlebih dahulu, 24-27 Juli 2019. Uji Trai

Editor: Content Writer
zoom-in Keren, Kemenpar Lakukan Uji Trail Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat
Kementerian Pariwisata
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani. 

Paket wisata budaya Pulau Penyengat siap ditawarkan ke wisatawan. Namun, paket ini akan menjalani Uji Trail terlebih dahulu, 24-27 Juli 2019. Uji Trail ini jadi rangkaian program Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengemasan Produk Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Pulau Penyengat.

Bimtek tersebut digulirkan 2 periode. Pertama pada 23-24 Januari 2019. Lalu, pada 20-22 Maret.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, hasil dari Uji Trail Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat akan dituangkan dalam buku ‘Kelana 3 Negeri’.

Buku tersebut berisi kompilasi hasil Bimtek Pengemasan Produk Wisata Sejarah dan Warisan Budaya. Kontennnya berupa Sejarah, Religi, hingga Tradisi dan Seni Budaya.

“Pulau Pengengat memiliki potensi luar biasa. Kekuatannya kini semakin optimal dengan program Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat. Kontennya kini sudah siap setelah digali dan disusun melalui Bimtek. Sebelum dilempar ke pasar, program paketnya kini masuk tahap pengujian,” tutur Giri Adnyani, Senin (15/7).

Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat terdiri 8 konten utama. Ada Tradisional Dress Experience (TraDE), Bentor/Cycling Historical Tour (BenCHiT), Tour The Sites, hingga Literature Tour (LitTour). Ada juga Cultural Performance (CulPer), Gurindam Experience (GurEx), Craft Experience, dan Cooking Class (CooClass).

“Ada banyak experience yang bisa dinikmati oleh wisatawan di sana. Konten paket memang sudah siap, tapi harganya akan dimunculkan pada Agustus nanti. Saat ini fokusnya tetap Uji Trial. Nantinya, tentu akan ada evaluasi. Pasti ada masukan untuk menyempurnakan paketnya sebelum dilempar ke pasar,” terang Giri Adnyani.

Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat rencananya dipasarkan secara online dan offline. Pangsa pasarnya mancanegara sekaligus domestik. Treatment pemasarannya melalui beragam program sales mission di Kemenpar. Uji Trail Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat tersebut akan memastikan soliditas produk, mulai dari ketersediaannya hingga kemasannya.

“Kami harus memastikan Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat sudah siap 100%, makanya Uji Trial ini digulirkan. Kami berharap, wisatawan akan puas dan terkesan dengan paket tersebut. Bagaimanapun, Pulau Penyengat adalah situs budaya Melayu yang luar biasa. Semuanya bisa dinikmati secara utuh oleh wisatawan,” jelas Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.

Mengacu sejarah, destinasi ini juga disebut sebagai Pulau Penyengat Inderasakti. Oleh bangsa Belanda saat itu, Pulau Penyengat disebut sebagai Pulau Mars. Dengan posisinya yang strategis, pulau tersebut berkembang menjadi imperium Melayu yang diperintah Kerajaan Riau-Lingga. Kerajaan ini bertahan hingga 120 tahun, sebelum akhirnya dikuasai kolonial Belanda.

Pulau Penyengat memiliki luas 2 Kilometer Persegi. Destinasi ini mudah dijangkau dari Kota Tanjung. Dengan memakai perahu pompong, perjalanan memakan waktu 15 menit. Sangat kental dengan nuansa Melayu, Pulau Penyengat memiliki banyak spot dengan nilai sejarah besar. Sebut saja Makam Raja-Raja, Masjid Raya Sultan Riau, Kompleks Istana Kantor, hingga Makam Engku Putri Raja Hamidah.

“Destinasi Pulau Penyengat sangat eksotis. Kami optimistis, dengan didukung Paket Wisata yang bagus, maka arus wisatawan akan semakin optimal ke Pulau Penyengat. Destinasi tersebut secara umum sudah memiliki pangsa pasar yang jelas,” papar Oneng lagi.

Kawasan Pulau Penyengat menjadi salah satu destinasi penopang pariwisata Tanjungpinang. Pergerakan wisman di sana sangat kompetitif. Sepanjang Januari-Mei 2019, arus wisman di Tanjungpinang berada di angka 69.927 orang. Jumlah tersebut naik 28,46% dari periode sama 2018 yang mencapai 54.435. Lebih menarik, Tanjung Pinang menjadi salah satu pintu penting bagi wisman yang masuk ke Kepulauan Riau.

Pergerakan wismannya didominasi Singapura dengan slot 45,13%. Destinasi tersebut juga jadi favorit bagi wisatawan Tiongkok yang menempati slot 10,84%. Untuk slot wisatawan Malaysia mencapai 10,16%. Pada rentang sama, arus wisman di Kepulauan Riau sekitar 1,14 Juta. Jumlah ini memberi kontribusi 17,86% di skala nasional atau terbesar ke-2 setelah Bali.

“Pergerakan wisatawan di Tanjungpinang dan Kepulauan Riau secara menyeluruh sangat kompetitif. Trennya pun naik signifikan. Keberadaan Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat akan memberi impact positif bagi arus wisatawan. Sebab, wisatawan memiliki kepastian harga dan value yang didapat. Dan, dengan begitu, artinya potensi kenaikan income bagi masyarakat di sana,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas