Airlangga Hartarto: Industri Digital Bisa Menjadi Penghela Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pandemi Covid-19 yang saat ini berlangsung telah mendorong masyarakat di Indonesia untuk segera masuk ke era Industri 4.0.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang saat ini berlangsung telah mendorong masyarakat di Indonesia untuk segera masuk ke era Industri 4.0.
Bahkan industri digital di Tanah Air, menurut Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto, bisa menjadi penghela pertumbuhan ekonomi nasional post pandemic.
Saat ini banyak orang sudah mulai bekerja dari rumah. Bahkan sudah semakin banyak pula masyarakat berbelanja secara online (daring).
Kondisi itu telah membuat e-commerce di Tanah Air kian bertumbuh, seperti dijelaskan Airlangga Hartarto kepada media.
“Memang Pandemi Covid-19 ini menjadi akselerator bagi Industri 4.0. Saat ini jaringan internet menjadi sesuatu yang diperlukan dan sangat relevan terhadap masyarakat. Baik itu di sektor kesehatan dengan telemedicine, kemudian juga tele-education,” kata Airlangga Hartarto.
Bahkan kini para pelajar sudah mulai belajar dari rumah atau belajar dari jarak dan e-learning juga terus bertumbuh di Indonesia.
Kondisi ini semua telah mengakrabkan masyarakat dengan teknologi dan industri 4.0.
Menurut Airlangga dalam usaha kecil dan menengah, internet juga sudah dimanfaatkan dengan adanya e-commerce.
Bahkan warung kecil sudah menggunakan aplikasi digital untuk pengadaan barang dan memonitor stok mereka.
“Ke depan infrastruktur digital itu menjadi sesuatu yang mutlak. Saat ini pemerintah sedang melakukan penguatan infrastruktur digital. Fiber optik kita juga sudah tersambung dari wilayah Sabang sampai Merauke. Juga dari Sulawesi Utara hingga NTT,” kata Airlangga Hartarto.
Teknologi informasi ke depan, menurut Airlangga, adalah jaringan 5G. Sementara saat ini jaringan 4G sudah mencapai 97,5 persen wilayah di Tanah Air, yang berarti masyarakat tak ketinggalan.
Di Indonesia sendiri jumlah pengguna atau orang yang terhubung dengan internet sudah mencapai sekitar 180 juta orang.
Sementara untuk penggunaan layanan online sendiri sudah mencapai 105 juta orang. Airlangga menyatakan hal itu menjadi modal yang harus terus dijaga oleh pemerintah.
“Pemerintah saat ini terus mendorong agar ada investasi untuk membuat device (telekomunikasi) yang lebih murah. Sehingga transformasi (industri) ini nanti juga diikuti dengan biaya komunikasi yang lebih rendah,” kata Airlangga Hartarto.