Muatan Balik Tol Laut, Enam Belas Kontainer Dari Merauke Tiba Surabaya
Kapal Logistik Nusantara 2 dengan kode trayek T-18 yang memiliki rute trayek Tanjung Perak – Badas – Bima - Merauke
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA – Sebanyak 16 (enam belas) kontainer yang diangkut dengan kapal tol laut dari Merauke telah tiba di Surabaya, Jawa Timur (19/11/2020).
Sebelumnya diberitakan bahwa Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan operator kapal mencatatkan sejarah dengan keberhasilannya mengirimkan hasil bumi Indonesia Bagian Timur, khususnya Merauke sebanyak 15 kontainer beras dan 1 kontainer biji gebang dari Pelabuhan Merauke Papua menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tanggal 13 November 2020 lalu.
Kapal Logistik Nusantara 2 dengan kode trayek T-18 yang memiliki rute trayek Tanjung Perak – Badas – Bima - Merauke dengan muatan angkut 15 Kontainer Beras dan 1 Kontainer Biji Gebang dari Pelabuhan Merauke Papua tiba Pelabuhan Tanjung Perak pada hari Kamis (19/11/2020) pukul 16.00 WIB di Dermaga Jamrud Selatan.
"Kapal tersebut merupakan bagian dari program Kementerian Perhubungan melalui penyelenggaraan Tol Laut yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Operator Kapal," ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keamanan Kemaritiman, Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, Kamis (19/11/2020) di Surabaya.
Menurutnya, penyelenggaraan program tol laut ini guna merespons adanya surplus beras sebesar 200 ribu ton yang berada di Merauke sebagai muatan balik ke Jawa dengan menggunakan Kapal Logistik Nusantara 2.
Pendistribusian logistik beras dari Merauke ke Jawa akan menjadi catatan sejarah tersendiri dikarenakan hal ini merupakan pengiriman perdana melalui Program Tol Laut, untuk kedepannya bukan saja beras, tapi juga produksi sagu, kopra, gambir, karet dan hasil laut seperti ikan, kepiting dan lain-lain bisa dikirim ke daerah Jawa dan daerah-daerah lain pada voyage/trip berikutnya.
"Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama dari semua pihak dan stakeholder utamanya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Dinas terkait, termasuk operator kapal PT. Pelni dan PT. Sarana Bandar Nasional," ujar Buyung.
Dengan adanya program Tol Laut, Pemerintah dapat memastikan terpenuhinya logistik baik distribusi kebutuhan pokok maupun barang penting lainnya secara terjadwal dan pasti, dan efek dari Tol Laut adalah adanya pengurangan selisih harga antar pulau yang akhirnya dapat meningkatan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan demikian, Tol Laut menjadi bukti nyata upaya Pemerintah dalam meningkatkan pelayanan ke daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Perbatasan (3TP).
“Tol laut juga menjadi angkutan laut yang berlayar secara rutin dan terjadwal dari wilayah barat sampai timur Indonesia dan sebaliknya,” tutup Buyung.(*)