Pelaku Usaha Mikro di Bandung Rasakan Manfaat Banpres Produktif
Bantuan permodalan dari presiden (Banpres) yang berjalan, saat ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat, khususnya para pelaku UKM
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pemerintahan Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin kini tengah berupaya membangkitkan perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk akibat wabah Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk pemberian bantuan.
Bantuan dimaksud, tidak hanya menggelontorkan uang, tetapi juga melalui berbagai kebijakan yang memudahkan berusaha. Hal ini, merupakan salah satu solusi untuk kembali berjalannya roda perekonomian di Indonesia.
Terkait bantuan permodalan dari presiden (Banpres) yang berjalan, saat ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat, khususnya para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), tak terkecuali Ade Irawan, salah seorang pelaku usaha warung kelontong di Kampung Warung, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Ade Irawan, adalah salah seorang penerima program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) UMKM sebesar Rp2,4 juta lewat Kementerian Koperasi dan UKM yang penyalurannya ditransfer melalui Bank BRI.
Banpres Produktif tersebut, kata Ade, sangat bermanfaat untuk menambah modal usahanya yang selama pandemi ini mengalami penurunan yang cukup drastis.
"Bagi saya sebagai penjual sembako kecil-kecilan di kampung, bantuan ini tentu saja sangat bermanfaat dan sangat membantu untuk kelangsungan usaha saya. Secara pribadi, saya sangat terharu dengan kepedulian pemerintah ini. Karenanya saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden, pemerintah dan Kementerian Koperasi dan UKM yang sudah menyalurkan bantuan ini hingga sampai ke tangan saya," ujar Ade, saat dimintai tanggapannya sebagai penerima Banpres Produktif.
Menurut Ade, meskipun bantuan sebesar itu dinilainya tidak mencukupi, namun manfaat yang di dapat dinilainya sangat besar bagi pedagang kecil seperti dirinya.
Sedangkan Supriatna, pelaku UKM yang bergerak di bidang kerajinan ini, berharap pandemi Covid-19 cepat berlalu.
Dia mengaku, selama virus corona mewabah di hampir seluruh wilayah Indonesia, usahanya mengalami kebangkrutan.
Berbagai jenis usaha yang diproduksinya, kini nyaris berhenti total. Padahal, kata Supriatna, sebelum pandemi berlangsung, dirinya hampir 24 jam memproduksi untuk memenuhi banyaknya permintaan. Namun kini, mesin produksinya berhenti total, tidak melakukan aktifitas karena tidak ada permintaan.
Adapun produksi yang digeluti Supriatna selama ini, adalah kerajinan dan cindera mata atau souvenir, label garmen yang terbuat dari kulit hewan, plakat yang terbuat dari aklirik. Bahkan di awal pandemi melanda Indonesia, Supriatna juga sempat memproduksi masker.
"Tapi kejayaan selama hampir dua tahun berjalan itu, sekarang jadi kenangan. Semua mesin yang saya punya tidak lagi memproduksi, karena tidak permintaan (pesanan)," ujarnya mengeluh.
Karena itu dia berharap, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM, dapat memberikan perhatian kepada para pelaku usaha seperti dirinya.(*)