Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Strategi 2021, Kemenparekraf Targetkan 6.500 Pelaku Usaha Parekraf Tersertifikasi CHSE

Bangkitkan sektor Parekraf di tengah pandemi, Menteri Sandiaga Uno targetkan 6500 pelaku usaha tersertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Strategi 2021, Kemenparekraf Targetkan 6.500 Pelaku Usaha Parekraf Tersertifikasi CHSE
capture zoom meeting
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam konferensi pers virtual 'Virtual Indonesia: Surga Yang Tersembunyi', Rabu (27/1/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus memperkuat strateginya dalam membangkitkan sektor Parekraf yang lesu akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Satu di antaranya dengan menargetkan 6.500 pelaku usaha parekraf tersertifikasi protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) di tahun 2021.

Sertifikasi CHSE saat ini menjadi persyaratan yang sangat penting bagi industri parekraf untuk memulihkan kepercayaan wisatawan dalam upaya menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata.

Baca juga: Pulihkan Sektor Pariwisata, Pemerintah Akan Gulirkan Rp 13,4 Triliun

Menparekraf/Kepala Baparekraf Sandiaga Uno mengatakan program tersebut juga menjadi jaminan bagi para wisatawan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan telah memenuhi standar dan protokol kesehatan.

"Pada tahun 2021, kita targetkan sebanyak 6.500 pelaku usaha yang tersertifikasi CHSE," ujar Sandiaga, dalam agenda virtual 'Bincang-bincang Program CHSE dan Gerakan Pakai Masker' Selasa (2/2/2021).

Ia pun berencana meningkatkan angka target tersebut melalui sistem kolaborasi dengan para pelaku usaha.

Hal ini harus dilakukan untuk menyelamatkan 34 juta lapangan pekerjaan di industri parekraf yang terdampak pandemi.

BERITA REKOMENDASI

"Namun, angka ini harus kita tingkatkan lagi dengan cara kita merangkul dunia usaha untuk ikut berpartisipasi, sehingga jumlahnya dapat meningkat. Karena ada 34 juta lapangan kerja yang harus kita selamatkan," jelas Sandiaga.

Baca juga: Menteri Sandiaga Sampaikan Kunci Sukses Pariwisata Bukan Cuma Hotel Bintang Lima

Sandiaga menekankan bahwa dirinya berkomitmen menyelamatkan para pekerja di sektor ini lantaran hal itu merupakan tugas utamanya saat ini, setelah menjabat sebagai Menteri yang membidangi sektor Parekraf.

Ia menyebutkan contoh pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif, yakni Saung Angklung Mang Udjo yang memiliki banyak pekerja namun harus menerima kenyataan pahit bahwa angka kunjungan wisatawannya menurun drastis di masa pandemi.

"Seperti Pak Taufik (Direktur Utama PT Saung Angklung Mang Udjo) yang memiliki 1.000 lapangan pekerjaan di Saung Angklung Mang Udjo yang juga harus menjadi perhatian kita untuk kita selamatkan," kata Sandiaga.

Bahkan kolaborasi bersama Kemenparekraf untuk membangkitkan semangat para pekerja di saung angklung itu pun turut dilakukan, yakni membuat jingle.

Hal yang dianggap sederhana, namun sangat berarti untuk meningkatkan semangat berkarya dan bekerja, meskipun pemasukan masih belum pasti di masa pandemi ini.

"Kemenparekraf bersama dengan Saung Angklung Mang Udjo membuat suatu jingle untuk menggeliatkan kembali para pekerjanya, small things (hal yang sederhana) tapi berarti," papar Sandiaga.

Direktur Utama PT Saung Angklung Mang Udjo Taufik Hidayat, dalam agenda virtual 'Bincang-bincang Program CHSE dan Gerakan Pakai Masker', Selasa (2/2/2021).
Direktur Utama PT Saung Angklung Mang Udjo Taufik Hidayat, dalam agenda virtual 'Bincang-bincang Program CHSE dan Gerakan Pakai Masker', Selasa (2/2/2021). (Capture Video)

Sementara itu, Direktur Utama PT. Saung Angklung Mang Udjo, Taufik Hidayat mengatakan pandemi ini memaksa pihaknya melakukan berbagai macam inovasi.

Satu di antaranya dengan mengantongi sertifikasi CHSE yang membuat Saung Angklung Mang Udjo menjadi pelaku usaha pertama di Jawa Barat yang menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE.

"Konsep dari Saung Angklung Mang Udjo saat ini adalah keep the old the one create the new one, dalam arti kita masih mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam alat musik angklung, tetapi kita harus create the new one di masa pandemi ini," tegas Taufik.

Karena sebenarnya, seni budaya tradisional Sunda itu, kata dia, hampir tidak ada jarak antara pemain dan penonton.

Selain itu, ciri khas lainnya adalah banyaknya interaksi yang dilakukan antara keduanya.

"(Namun) dengan adanya pandemi, kita mencoba untuk menyesuaikan dengan standar protokol kesehatan," kata Taufik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas