Kunjungi Habituasi Elang Jawa, Wamen Alue: Ada Potensi Besar Sarana Pendidikan dan Pelatihan
Wamen LHK, Alue Dohong nilai penangkaran elang jawa di Sukabumi berpotensi jadi sarana pendidikan dan penelitian.
Editor: Theresia Felisiani
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Alue Dohong mengunjungi penangkaran atau habituasi elang jawa di kawasan hutan Damar, Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam kunjungannya tersebut Wamen LHK mengatakan, adanya potensi dari penangkaran elang jawa tersebut untuk dijadikan sarana pendidikan dan penelitian.
Tak hanya itu, kata Wamen Alue, adanya penangkaran elang ini juga diyakini dapat menjadi pemicu pemulihan ekosistem satwa yang dilindungi tersebut.
"Tempat habituasi elang jawa juga sebetulnya cocok untuk wisata minat khusus yaitu pendidikan dan penelitian, pemulihan ekosistem," katanya kepada awak media, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Wamen LHK Minta Pendaki Tidak Buang Sampah di Area Gunung Gede Pangrango
Baca juga: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, PIihan Tepat untuk Pendakian di Masa Pandemi
Kawasan penangkaran elang jawa ini juga dibangun museum yang menjadikan objek wisata tersebut semakin dinilai cocok untuk minat khusus pendidikan.
Dalam museum yang disebut Bartel itu, terdapat sejarah dari Hutan Damar termasuk habituasi elang jawa yang rencananya akan disertakan beragam bahasa internasional.
Terlebih kata Alue, kawasan Hutan Damar juga ditanami beragam jenis pohon yang membuat wisatawan lebih nyaman saat berkunjung.
"Bartel tadi itu bagian dari daya tarik wisata. tadi saya minta dibuat nanti (penjelasan mengenai) sejarahnya dibuat bahasa Inggris, Jerman," tuturnya.
Namun sayangnya saat Wamen Alue beserta jajaran tiba di kawasan penangkaran elang jawa itu, tidak terlihat gerombolan satwa tersebut di sekitaran lokasi.
Untuk saat ini kawasan habituasi elang jawa sudah dibuka untuk masyarakat umum.
Kendati demikian kata Alue, mengingat masih dalam kondisi pandemi Covid-19 jumlah kapasitas pengunjungnya masih harus dibatasi, hanya 25 persen per-hari nya.
"Kalau Covid-19 semakin menurun (angka pasiennya), kami buka lagi tambah kouta, kalau covid dah habis kami normalkan," tukasnya.