Bersiap Hidupkan Kembali Event Lokal di Surabaya, Kemenparekraf Sosialisasikan Protokol CHSE
menghidupkan kembali pagelaran event seni dan budaya di Jawa Timur, Kemenparekraf menggelar kampanye CHSE CERPEN
TRIBUNNEWS.COM – Tempat bernaungnya kota terbesar kedua di Indonesia, yakni Surabaya, Jawa Timur telah menjadi rumah bagi ratusan acara budaya dan pariwisata yang diadakan setiap tahun di Indonesia, dan berhasil menarik berbagai pengunjung dari seluruh negeri.
Sebelum pandemi melanda, tepatnya pada tahun 2019, tercatat 367 acara seni dan budaya digelar di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Misalnya Jazz Gunung Bromo, atau festival jazz internasional tahunan yang digelar selama dua hari di panggung terbuka, dengan latar belakang Gunung Bromo yang indah.
Tak hanya itu, hadir juga turnamen sepeda internasional yang jadi bagian dari UCI Asia Tour, lalu hadir juga International Tour de Banyuwangi Ijen dan parade mode tahunan terbesar di Indonesia, Jember Fashion Carnaval (JFC).
Maka dari itu bertujuan menghidupkan kembali pagelaran event seni dan budaya di Jawa Timur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia kembali menggelar kampanye Cleanliness, Health, Safety, Enviroment Sustainbility (CHSE) Event Protocol Story (CERPEN) di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu 3 November 2021 lalu.
Event yang bertujuan menghidupkan kembali pariwisata dan industri kreatif dengan mengedepankan protokol kenormalan baru dalam penyelenggaran event ini menargetkan masyarakat umum dan media lokal, serta menghadirkan beberapa tokoh terkemuka dan para profesional di bidang kreatif.
Mereka di antaranya Bagas Indayatmo, Direktur Utama Jazz Gunung Indonesia; David Susilo, SET, MM, Event Director Jember Fashion Carnaval (JFC); dan Hafiz Agung Rifai, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hadir di acara tersebut, Event Director JFC, David Susilo mengungkapkan, protokol CHSE akan diterapkan pada parade Jember Fashion Carnaval 2021 mendatang, lewat format hybrid yang memadukan acara online dan luring.
“Kami bersemangat untuk segera menggelar Jember Fashion Carnaval berikutnya di tanggal 20 November, tentunya dengan mengikuti pedoman CHSE. Protokol CHSE yang ketat akan kami terapkan di semua sesi acara, mulai dari pra-acara, acara inti, hingga pasca-acara. Tim kami telah menjalani pelatihan selama tiga bulan, bekerja sama dengan Satgas COVID di daerah untuk memastikan semuanya berjalan lancar,” ujar David.
Sebarkan pedoman CHSE untuk masyarakat
Lewat event CERPEN, pemerintah daerah mengundang media lokal untuk menyampaikan informasi mengenai pedoma CHSE kepada publik.
Pemerintah sendiri telah menerbitkan 11 pedoman dan manual COVID-19 terkait industri di situs web CHSE, termasuk di antaranya pedoman untuk menyelenggarakan acara, menyelenggarakan MICE, serta pedoman kesehatan dan keselamatan CHSE di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lainnya.
Dalam pedoman ini akan dijelaskan mengenai apa yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah acara untuk memastikan keselamatan peserta, serta berbagai faktor risiko yang perlu dipertimbangkan.
“Pedoman dan manual ini hadir untuk memberikan semua pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat, khususnya terkait penyelenggaraan acara tatap muka selama pandemi. Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci untuk mewujudkannya. Dengan protokol CHSE yang berlaku, kami berharap dapat menyaksikan lebih banyak acara dan festival di Surabaya dan sekitarnya,” ujar Hafiz.
Setelah Surabaya, Kemenparekraf juga akan menggelar program CERPEN di Makassar dan Lombok. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kampanye CHSE, dapat mengunjungi chse.kemenparekraf.go.id.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.