Cegah Ekses Omicron, Bamsoet Ajak Masyarakat Peduli Lansia dan Komorbid
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo membicarakan rentannya kelompok Lansia dan Komorbid terhadap kemungkinan infeksi Covid-19 varian Omicron.
Penulis: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini terjadi akibat cepatnya proses penularan varian Omicron. Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengajak semua masyarakat untuk semakin peduli dan melindungi komunitas lanjut usia (Lansia) dan mereka yang punya riwayat penyakit bawaan (komorbid).
Ajakan Bamsoet, sapaan akrabnya, memang senada dengan para ahli kesehatan sejak awal pandemi Covid-19 mewabah. Dikatakan bahwa virus Corona SARS-CoV-2 berpotensi menginfeksi siapa saja yang memiliki daya tahan tubuh atau imunitas lemah.
"Komunitas Lansia dan mereka yang komorbid harus mendapatkan perlindungan maksimal, baik atas inisiatif pribadi maupun inisiatif keluarga atau kelompok. Karena kita semua tahu, bahwa proses penuaan pada setiap orang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, karena perubahan biologis. Jadi komunitas Lansia yang minim perlindungan lebih rentan terinfeksi Covid-19," ucap Bambang Soesatyo dalam catatannya.
Lebih lanjut lagi, para dokter dan tenaga kesehatan (Nakes) yang merawat pasien Covid-19 menemukan bukti bahwa mereka yang punya riwayat penyakit komorbid, seperti diabetes, penyakit jantung atau hipertensi masuk dalam kelompok yang rentan terinfeksi. Komorbid menyebabkan terjadinya penurunan daya tubuh. Data Kemenkes yang menggambarkan dampak buruk COVID-19 terhadap mereka yang komorbid patut untuk menjadi acuan setiap keluarga. Menurut data itu, sekitar 95 persen pasien penderita COVID-19 yang tutup usia di Provinsi Jawa Timur merupakan pasien yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
"Dalam hidup keseharian bersama, komunitas Lansia maupun mereka yang komorbid ada di sekitar kita, baik rumah, kantor, tempat ibadah atau ruang publik lainnya. Ketika pandemi berkepanjangan seperti sekarang ini, mereka harus terlindungi. Bahkan, perlindungan terhadap mereka hendaknya maksimal, untuk menghindari dampak terburuk," lanjutnya.
Minggu (6/2/2022) kemarin, data resmi pemerintah yang dipublikasikan menyebutkan kasus positif Corona pada hari itu bertambah 36.057 kasus baru. Menurut rincian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, penambahan kasus tertinggi terjadi di Jakarta dengan 15.825 kasus, Jawa Barat 7.603 kasus, Banten 4.649 kasus, dan Jawa Timur 2.218 kasus.
Total kasus Covid-19 yang dinyatakan sembuh menjadi 4.183.027, setelah 10.569 pasien dinyatakan pulih pada hari minggu itu. Namun, pada hari yang sama, 57 pasien meninggal dunia. Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia menjadi 144.554 orang.
Rincian data dari Satgas Penanganan Covid-19 juga memberi gambaran bahwa masih begitu banyak daerah yang belum bersih dari proses penularan COVID-19. Maka, setiap pemerintah daerah disarankan tetap waspada, mengingat proses penularan Omicron yang begitu cepat. Dalam konteks pencegahan, mendorong warga untuk tetap patuh pada protokol kesehatan (Prokes) adalah alternatif paling efektif.
"Meski daya rusak varian Omicron digambarkan lebih lemah dibanding varian Delta, semua komunitas diharapkan tidak meremehkan atau menyederhanakan ancaman dari Omicron. Sebab, di dalam setiap komunitas – bahkan di dalam keluarga sekali pun – bisa saja ada yang rentan. Ada Lansia seperti kakek-nenek, atau anggota keluarga yang komorbid. Mereka tidak hanya didorong untuk berlindung sementara di rumah, tetapi juga disarankan untuk menahan diri dengan tidak bepergian," kata Bamsoet berdasarkan data tersebut.
Sementara untuk anggota keluarga dalam usia produktif yang terpaksa keluar rumah untuk bekerja atau ragam keperluan lainnya, disarankan untuk tetap waspada dengan menjalankan Prokes. Namun, tetap saja, semua orang harus memastikan dirinya bersih dari Covid-19 saat kembali ke rumah, agar tidak terjadi penularan di dalam keluarga, terlebih lagi yang tinggal dengan kelompok Lansia atau komorbid.
Lebih lanjut lagi, Bamsoet juga meminta masyarakat yang sudah menerima suntikan vaksin corona untuk tidak percaya diri berlebihan. Pasalnya, varian Omicron mampu mengganggu kesehatan semua orang, sekalipun sudah disuntik dua dosis vaksinasi. Artinya, masyarakat harus berupaya maksimal terhindar dari potensi terinfeksi varian Omicron. Varian ini sudah mewabah di beberapa kota di dalam negeri.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian Omicron mampu menghindari kekebalan. Enam penelitian sudah menyajikan bukti tentang terjadinya penurunan efektivitas vaksin terhadap varian Omicron. Yang berarti, seseorang yang sudah menerima vaksinasi dosis penuh, dia belum tentu kebal terhadap kemungkinan terinfeksi varian Omicron.
"Pandemi Covid-19 memang masih menghadirkan ketidakpastian. Oleh karena itu, semua orang harus memprioritaskan perlindungan keluarga, khususnya Lansia dan komorbid dari ancaman Covid-19. Kita harus tetap patuh Prokes saat berada di ruang publik," tutupnya.