Fadel Muhammad: MPR RI Gagas Pendirian Forum MPR Dunia
Forum ini diharapkan akan menjadi jembatan komunikasi antara majelis permusyawaratan, dewan syuro, atau lembaga sejenis di sejumlah negara OKI
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Bandung kembali akan menjadi tuan rumah pembentukan forum bangsa-bangsa yang penting. Setelah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955, pada 24-26 Oktober 2022 perwakilan dari puluhan negara-negara Asia-Afrika yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), berkumpul di Bandung untuk mengikuti Konferensi Internasional OKI. Konferensi OKI tersebut utamanya adalah dalam rangka pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia (Forum MPR Dunia). Para wakil yang hadir antara lain adalah ketua majelis permusyawaratan atau majelis syuro atau lembaga sejenis di negara-negara OKI. MPR RI sebagai tuan rumah telah mengundang perwakilan dari lebih 50 negara OKI.
Sebagai penggagas, MPR RI sudah melakukan pendekatan ke sejumlah negara sejak beberapa waktu belakangan. Kunjungan pimpinan MPR RI ke majelis permusyawaratan atau dewan syuro di sejumlah negara OKI, mendapat sambutan positif bahkan mendorong agar segera diselenggarakan pembentukan forum tersebut. Sebagai penggagas, mereka juga mendorong agar MPR RI menjadi penyelenggara pembentukan forum tersebut dan sekaligus menjadi tuan rumah.
Forum ini diharapkan akan menjadi jembatan komunikasi antara majelis permusyawaratan, dewan syuro, atau lembaga sejenis di sejumlah negara OKI. Diharapkan forum ini akan banyak membicarakan kerja sama antar-majelis permusyawaratan (dewan syuro) dan masalah-masalah perdamaian dunia. Tentu positioning forum ini tidak akan tumpang tindih dengan forum sejenis, seperti kerja sama antar-parlemen, atau forum lainnya. Untuk itulah Konferensi Internasional OKI di Bandung ini diselenggarakan. Diharapkan juga dari hasil konferensi itu akan dihasilkan poin-poin penting. Selain itu, nama forum juga bisa disepekati.
Dukungan MPR pada KTT G20
Seperti diketahui, Indonesia mendapat kepercayaan untuk menjadi Presidensi G20 sejak Desember 2021 dan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022. Anggota G20 adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia dengan komposisi anggota mencakup 80 persen PDB dunia, 75% ekspor global, dan 60% populasi global.
KTT G20 tidak hanya merupakan pertemuan para eksekutif (presiden dan juga para menteri) negara anggota kelompok negara-negara ini, tetapi juga diikuti pimpinan parlemen (legislatif). Pertemuan parlemen menjelang KTT bahkan tidak hanya diikuti oleh parlemen anggota G20. Pada 20-24 Maret 2022 diselenggarakan 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings di Nusa Dua, Bali, yang dihadiri delegasi parlemen lebih dari 100 negara. Ini tentunya karena pengaruh dari KTT G20 akan bisa dirasakan dunia karena komposisi keterwakilan G20 dari sisi PDB, volume ekspor, dan populasi dunia yang dominan.
Kali ini giliran MPR RI yang menyelenggarakan konferensi pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia yang diharapkan diikuti delegasi lebih dari 50 negara. Dengan diadakannya konferensi internasional yang diikuti para ketua majelis permusyawaratan atau majelis syuro ini, maka MPR RI memiliki hubungan internasional dalam bidang parlemen, terutama untuk majelis tinggi (upper house).
Penyelenggaraan konferensi ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, menjadi ajang penjajagan kerja sama antara majelis permusyawaratan, dewan syuro, atau lembaga sejenis yang kelak akan diformalkan dalam bentuk Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia atau nama lain sesuai kesepakatan. Kedua, sebagai bentuk dukungan atas Presidensi Indonesia dalam G20 dan penyelenggaraan KTT G20 di Bali. Ketiga, Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia yang terbentuk akan menjadi legacy bagi MPR RI yang sekarang.
Spirit Konferensi Asia-Afrika
Bandung dipilih sebagai tempat konferensi karena nilai sejarah Konferensi Asia-Afrika. Perhelatan tersebut terbukti berhasil menyatukan negara-negara se-Asia-Afrika dan memunculkan semangat untuk mencapai tujuan bersama. Diharapkan spirit Konferensi Asia-Afrika itu akan menggelora kembali dalam Konferensi Internasional OKI kali ini.
Untuk menggali spirit itu, dalam satu kegiatan konferensi antara lain akan diselenggarakan “historical walk”. Delegasi konferensi akan melakukan jalan kaki dari Hotel Savoy ke Gedung Merdeka pada 25 Oktober 2022.
Banyak harapan hasil konferensi akan memberi dampak signifikan dari sisi pemikiran dan gagasan dalam upaya meningkatan kerja sama untuk mewujudkan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama dunia. Dunia sekarang sedang “tidak baik-baik saja”. Pandemi Covid-19 yang belum reda, perang Rusia-Ukraina yang belum usai dan berdampak global, kesulitan ekonomi dunia yang diperkirakan akan menghadapi resesi besar tahun 2023, membutuhkan pemikiran-pemikiran jitu yang bermuara pada perlunya meningkatkan kerja sama antar-negara. Mudah-mudahan dari konferensi di Bandung ini diperoleh pemikiran-pemikiran penting.###