Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua MPR RI: 30 Ribu Ponpes dan 5 Juta Santri, Bukti Kiprah NU dalam Pembangunan Bangsa

Yandri juga mengulangi tekadnya mendukung upaya pemerintah daerah dan masyarakat kabupaten Majalengka yang tengah mengusahakan penganugerahan gelar Pa

Editor: Content Writer
zoom-in Wakil Ketua MPR RI: 30 Ribu Ponpes dan 5 Juta Santri, Bukti Kiprah NU dalam Pembangunan Bangsa
Istimewa
Yandri Susanto saat menghadiri acara Halaqoh alim ulama Dalam rangka Mukernas ke V Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu). Acara tersebut berlangsung di alun-alun Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Sabtu (17/6/2023) 

TRIBUNNEWS.COM - Dihadapan lebih dari 2000 anggota Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) se-Indonesia, Wakil Ketua MPR RI H. Yandri Susanto S.Pt., mengungkapkan sebanyak 30 ribu lebih pondok pesantren dan lebih dari 5 juta santri yang ada dilingkungan pendidikan Nahdlatul Ulama adalah bukti besarnya kiprah NU dalam pembangunan bangsa.

Menurut Yandri, sudah sepantasnya jika pemerintah memberi penghargaan, bagi kalangan Pergunu. Karena kiprah serta jasa-jasanya tak perlu diragukan. Meski banyak diantara mereka masih ada yang kurang sejahtera dan bahkan belum sejahtera, tetapi mereka terus berkontribusi dalam dunia pendidikan. Karena tugas mengajar yang mereka lakukan, bukan semata-mata karena uang. Dan dengan kerja kerasnya, Pergunu sudah berkontribusi menjadi pemersatu bangsa dan ikut membangun peradaban dunia.

"Kalau negeri ini ingin lebih berbudaya, kita harus semakin memperhatikan kesejahteraan para guru. Sebagaimana mereka berkomitmen pada pendidikan dan anak-anak didiknya. Jangan sampai pemerintah membiarkan para guru menghadapi keterbatasannya sendirian, tanpa uluran tangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Karena mereka adalah ujung tombak kemajuan bangsa," kata mantan Ketua Komisi VIII DPR RI ini.

Terbukti, kata Yandri sesaat setelah Hirosima dan Nagasaki di bom oleh sekutu, pertanyaan pertama pemerintah Jepang bukan berapa pabrik yang masih berdiri, atau berapa tentara yang masih hidup. "Tetapi yang ditanyakan pemerintah Jepang waktu itu adalah, berapa guru yang masih hidup untuk bisa meneruskan pendidikan," tutup Yandri

 Yandri juga mengulangi tekadnya mendukung upaya pemerintah daerah dan masyarakat kabupaten Majalengka yang tengah mengusahakan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Abdul Chalim. Karena semasa hidupnya KH. Abdul Chalim adalah seorang pejuang, yang turut memperjuangkan kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa. KH. Abdul Chalim juga ulama besar, yang melahirkan kyai-kyai besar, dizaman sekarang. Selain itu KH. Abdul Chalim juga seorang politisi yang ikut berkiprah menjadi anggota MPR RI.

"Sebagai pendiri Pergunu dan satu dari tiga pendiri Nahdlatul Ulama bersama KH. Hasyim Asy'ari serta KH. Abdul Wahab Chasbullah jasa-jasa KH. Abdul Chalim sangat jelas, karena tersimpan rapi dalam sejarah bangsa Indonesia. Tidak ada alasan, yang bisa digunakan untuk menolak penganugerahan gelar pahlawan kepada beliau. Saya yakin, jika pemikiran serta keteladanan KH. Abdul Chalim diteruskan jajaran Pergunu, ke depan Sekolah-sekolah di lingkungan Nahdlatul Ulama pasti akan semakin diperhitungkan," kata Yandri Susanto menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto saat menjadi pembicara kunci pada acara Halaqoh alim ulama Dalam rangka Mukernas ke V Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu). Acara tersebut berlangsung di alun-alun Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Sabtu (17/6/2023).

Berita Rekomendasi

Pada kesempatan itu, Yandri juga berkesempatan untuk berziarah ke makam KH. Abdul Chalim yang berada di kompleks MDTA-MTs. Sabilul Chalim. Ikut hadir pada acara tersebut, Ketua Umum PP Pergunu Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim MA, beserta jajaran. Menkopolhukam Prof. Dr. Mahfud MD, serta anggota Komisi VIII DPR RI Prof. Dr. Maman Imanul Haq, S.Pd.I., M.Pd.I.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas