Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid Beri Pesan Ini kepada Santri Baru di Sumbawa

Sebelum menghadiri undangan acara Pembukaan Tahun Pendidikan dan pelantikan santri baru Pesantren Modern Internasional, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wa

Editor: Content Writer
zoom-in Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid Beri Pesan Ini kepada Santri Baru di Sumbawa
Istimewa
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid beri pesan kepada santri dan santriwati baru di Sumbawa 

TRIBUNNEWS.COM - Sebelum menghadiri undangan acara Pembukaan Tahun Pendidikan 2023/2024 serta pelantikan santri baru Pesantren Modern Internasional (PMI), Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid diminta menyampaikan khutbah Jum’at di Masjid Agung Nurul Huda, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Pentingnya Kontribusi Umat untuk terus menerus menghadirkan generasi bertaqwa, yakni generasi terhormat dan berkeunggulan, menjadi tema utama khutbah Jumat yang disampaikan oleh HNW di depan ratusan jamaah di Masjid Agung Nurul Huda, Sumbawa.

Sebelum kembali ke Jakarta, HNW bersama Zulkifli Hasan dan Prof. Dr KH. Din Syamsuddin, Pendiri dan Pimpinan PMI Dea Malela, menjadi inspektur upacara pembukaan kegiatan Pandu HW (Hizbul Wathan) yang diselenggarakan dalam 3 bahasa yakni, Arab, Inggris dan Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan MPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini didaulat melantik santri dan santriwati baru, untuk menjadi keluarga besar PMI Dea Malela.

Pada acara pengukuhan santri/santriwati baru ini, selain dihadiri Prof. Dr. KH Din Syamsuddin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, juga dihadiri Perwakilan Menko PMK RI Prof. Dr. Didik Suhardi, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Ma'mun Murod, Forkopimda Sumbawa serta ratusan santri dan santriwati dan para wali murid.

Usai melantik, kepada para santri baru dan santri baru yang akan menempuh kegiatan belajar mengajar di PMI Dea Malela, HNW menyampaikan hal penting untuk dijadikan pedoman agar sukses dalam menempuh pendidikan di pesantren.

Ia menyebut bahwa para santri harus menyadari bahwa mereka sangat beruntung menempuh pendidikan di PMI Dea Malela.

Berita Rekomendasi

"Tempat kalian belajar ini adalah lembaga pendidikan yang memiliki latar dan spirit sejarah perjuangan dan sukses yang luar biasa. Namun demikian, juga sangat mengikuti perkembangan zaman dan mempersiapkan jurus-jurus agar kemajuan zaman tidak merusak peradaban apalagi terhadap umat, melainkan agar perubahan zaman bisa terus diarahkan, yang justru bermanfaat dan berkontribusi untuk kemajuan umat dan kemaslahatan peradaban manusia secara global," terang HNW.

"PMI Dea Malela menjawab tantangan dan perkembangan zaman. Di era globalisasi yang ditemui para Santri dari generasi milenial maupun Z ini, sistem belajar mengajar di Pesantren Dea Malela juga sangat modern dan mengantisipasi agar bisa menyiapkan kader Ulama dan Pemikir Islam yang mengatasi tantangan dan peluang zaman,” tambahnya.

Hal tersebut, lanjut HNW, sesuai dengan prinsip 'Tajdid' atau pembaharuan. Prinsip itu, merujuk kepada hadis Nabi Besar Muhammad SAW tentang akan dihadirkannya oleh Allah SWT setiap seratus tahun, pribadi, organisasi atau komunitas yang bisa menghadirkan pembaharuan.

Sekitar tahun 1920-an adalah tahun dimana banyak anak-anak Indonesia belajar di luar negeri, diantaranya ada Hasyim Asy'ari, Ahmad Dahlan, Mas Mansyur, Abdul Kahar Mudzakkir, mereka berangkat ke Mekkah atau Kairo untuk belajar, menimba ilmu, menguatkan jaringan.

Ada juga yang berangkat ke Belanda spt Mohammad Hatta, AA Maramis, Ahmad Subarjo.

Mereka ini, 100 tahun yang lalu belajar di luar negeri, lalu pulang ke tanah air, dan menjadi bagian sangat penting dari tokoh-tokoh bangsa yang pada tahun 1945, menghadirkan kemerdekaan Indonesia, dan sekarang bangsa Indonesia menikmati berkah hadirnya Indonesia merdeka, bersama-sama.

"Anak-anak, kalian sekarang berada di era menuju Indonesia Emas tahun 2045 sejak Indonesia merdeka tahun 1945. Maka wujudkanlah hukum sejarah, yang menegaskan bahwa sejarah adalah pengulangan. Mulailah dengan menanamkan tekad kuat dan visi hebat dalam belajar dan menuntut ilmu. Kuasai semua ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di PIM, kembangkan wawasan dan perluas pergaulan," tegasnya.

Ia juga menambahkan, santri di sini bukan hanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari berbagai negara.

Ditegaskan HNW, satu hal yang tidak boleh dilupa adalah, penting sekali mempertebal nilai dan ilmu agama.

"Karena, ia menjadi bingkai dan spirit sukses juga. Sehingga ketika tahun 2045 tiba, kalian diharapkan akan mengulang kesuksesan pendahulu kalian, yang mampu membawa perubahan besar Indonesia merdeka. Untuk tahun 2045, agar kalian bisa menjadi kontributor utama membawa umat, bangsa dan negara sukses mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka, menjadi negara yang maju selevel dengan negara-negara maju lainnya,” terangnya.

HNW mengungkapkan untuk mencapai kesuksesan seperti itu, memang tidak mudah. Dibutuhkan adalah, niat yang kuat, kerja dan upaya keras juga dibarengi dengan selalu bermunajat mendekatkan diri kepada Allah, dengan selalu menjalankan perintah Allah SWT dan Sunnah Rasulullah, juga ajaran para Kyai, Pendidik dan guru-guru lainnya.

"Maka saya titip pesan, jangan sia-siakan kesempatan kalian menempuh pendidikan di pesantren ini. Selalulah berjuang, belajar yang giat, patuhi orang tua, para guru dan para kyai. Maksimalkan waktu, potensi dan kesempatan. Jangan memubazirkan. Dengan begitu, kalian akan membentuk diri kalian menjadi manusia yang unggul, yang mampu menjawab dan mengatasi semua tantangan dan hambatan yang ada,” pungkasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas