Songsong Indonesia Emas 2045, HNW Ajak PP Ikatan Guru Raudhatul Athfal Selamatkan Generasi Alpha
HNW merasa berhutang budi kepada Raudhatul Atfal beserta guru-gurunya. Karena di tempat itu Ia pernah belajar dan dididik sebelum akhirnya melanjutkan
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid LC, MA., atau HNW menyampaikan penghargaan serta apresiasi yang tinggi atas perjuangan dan kerja keras guru-guru Raudhatul Athfal, (setara Taman Kanak-kanak) yang telah berhimpun secara nasional dan membentuk organisasi serta kepemimpinan tingkat Nasional. Penghargaan dan apresiasi, itu disampaikan karena Anggota DPR RI Dapil Jakarta 2 meliputi Jakarta Pusat, Selatan dan luar negeri itu paham benar akan perjuangan guru-guru Raudhatul Atfal. Maklum, sejak kecil Ia hidup di lingkungan Raudhatul Atfal, karena ibunya adalah guru di Raudhatul Atfal di Klaten Jawa Tengah. Bahkan HNW sendiri adalah alumni Raudhatul Atfal.
Karena itu, wajar jika HNW merasa berhutang budi kepada Raudhatul Atfal beserta guru-gurunya. Karena di tempat itu Ia pernah belajar dan dididik sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar, kemudian nyantri di Ponpes Gontor sebelum akhirnya mendapatkan beasiswa di Universitas Madinah selama 13 tahun, untuk menyelesaikan Pendidikan sarjana, magister hingga doctor.
“Sekembalinya dari Madinah saya menjadi dosen di Pasca Sarjana UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. Tak berselang lama saya terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi ketua MPR termuda sepanjang masa, pada 2004. Sebagai alumni Raudhatul Atfal, saya akui bahwa kepribadian saya yang suka membaca, mudah berkomunikasi dan efektif berkolaborasi dengan lingkungan sekitar, saya dapat dari hasil Pendidikan sejak di Raudhatul Atfal,” ungkap Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera.
Pernyataan itu disampaikan Hidayat Nur wahid saat menghadiri pelantikan Pimpinan Pusat Ikatan Guru Raudlatul Atfal (IGRA) periode 2023-2028. Acara tersebut berlangsung di Gedung Nusantara V Komplek MPR DPR, Kamis (14/12/2023).
Baca juga: Tolak Kenaikan Biaya Haji 2024, HNW: Masih Memberatkan Calon Jemaah Haji
Kerena itu menurut HNW, prosesi pelantikan Pimpinan Pusat Ikatan Guru Raudlatul Atfal (IGRA) periode 2023-2028, di Gedung Nusantara V Komplek Parlemen Jakarta, itu adalah salah satu wujud penghormatan serta penghargaannya terhadap Raudhatul Atfal. Karena baru sekali ini, di Gedung MPR terjadi pelantikan Pimpinan Pusat IGRA. Belum pernah ada sebelum-sebelumnya, termasuk dari organisasi guru yang lain.
.
Pada kesempatan, itu secara khusus Hidayat juga menyoroti event menuju Indonesia Emas 2045 berupa peluang yang ditemui oleh Guru-guru Raudhatul Athfal di tingkat nasional, seperti adanya bonus demografi, MPR yang sudah hadirkan Konstitusi yang memberi alas yang kuat dan sesuai dengan visi pendidikan di Raudhatjl Athfal. Yaitu peningkatan iman, taqwa dan akhlaq mulia, serta DPR yg telah hadirkan payung hukum untuk madrasah dan pesantren sebagai lembaga pendidika sebagai kelanjutan dari pendidikan tingkat Raudhatul Athfal. Tapi juga adanya tantangan yang menyertai hadirnya bonus demografi pada 2045. Seperti saat ini angka kasus stunting di Indonesia masih sangat tinggi, lebih dari 21 persen. Artinya, satu dari lima anak adalah penyintas stunting. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus stunting yang berada di atas target PBB, sebesar 13 persen.
“Kalau satu dari lima anak, itu ada di Raudhatul Atfal, itu artinya kita memiliki tantangan yang sangat besar. kita tidak bisa bayangkan bagaimana masa depan mereka. Apakah mereka bisa menjadi bagian dari Bonus Demografi positif atau negative. Apalagi rata-rata Intelligence Quotient (IQ) anak-anak Indonesia berada diangka 78 an itu termasuk peringkat terendah di Asia Tenggara. Belum lagi terjadinya darurat moral di Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh Wapres Makruf Amin. Ini semua jelas tantangan bagi dunia pendidikan sejak di level TK/Raudhatul Athfal”kata HNW.
Meski begitu, HNW mengajak para guru Raudhatul Atfal untuk tidak berkecil hati. Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, kata Hidayat sekolah tingkat SLTA terbaik di Indonesia bukanlah sekolah negeri maupun sekolah non muslim. Karena sekolah terbaik se Indonesia untuk Tingkat SLTA dipegang oleh Madrasah Insan Cendekia. Masing masing Madrasah Insan Cendekia Serpong sebagai peringkat pertama. Dan Madrasah Insan Cendekia Pekalongan sebagai terbaik ke IV.
"Itu semuanya menjadi penyemangat agar Guru-guru Raudhatul Athfal makin optimis dan inovatif tingkatkan kwalitas generasi Z dan Alpha, untuk Indonesia Emas 2045”pungkasnya.