Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kisah Porter di Kapal KM Kelud, Harus Berpacu dengan Waktu hingga Nyaris Kehilangan Penumpang

Porter merupakan pramuantar atau pramubarang yang mengandalkan jasa tenaganya untuk membawa barang milik orang lain.

Editor: Content Writer
zoom-in Kisah Porter di Kapal KM Kelud, Harus Berpacu dengan Waktu hingga Nyaris Kehilangan Penumpang
Istimewa
MUDIK: Kala Porter Berpacu dengan Waktu di Kapal KM Kelud 

TRIBUNNEWS.COM - Matahari baru menunjukkan pukul 07.00 WIB saat kapal KM Kelud yang mengangkut pemudik, bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Minggu (31/3/2024) usai menempuh perjalanan 30 menit dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Usai tangga diturunkan, sejumlah orang mengenakan pakaian kemeja biru bertuliskan porter Pelni Batam lengkap dengan nomor punggung di belakang menaiki tangga kapal.

Porter merupakan pramuantar atau pramubarang yang mengandalkan jasa tenaganya untuk membawa barang milik orang lain. Pekerjaan porter bukanlah pekerjaan yang menjanjikan. Porter biasanya diupah secara sukarela, maupun dengan harga kesepakatan bersama.

Setiba di atas, para porter langsung menawarkan jasanya kepada para pemudik untuk membantu menurunkan barang pemudik yang turun di Pelabuhan tersebut.

Dari 1.414 pemudik, 891 orang termasuk 109 pemudik gratis turun dari kapal. Pemudik inilah yang menjadi harapan dari para porter untuk memperoleh rejeki.

Usai penumpang turun, KM Kelud tak langsung berlayar. Kapal yang dinakhodai oleh kapten Abdul Gaffar ini masih bersandar beberapa jam untuk menantikan 1.807 pemudik dari Batam yang akan berangkat menuju pelabuhan Belawan.

Saat panas matahari mulai terasa, terliihat belasan porter yang bekerja sedari kapal tiba kembali bekerja. Sejumlah barang yang ada di mobil dengan sigap diantarkan para porter ke atas kapal. Terlihat wajah-wajah para porter begitu antusias meskipun keringat sudah membasahi badan masing-masing.

Berita Rekomendasi

Sebelum memasuki pukul 11.00 WIB, para porter telah selesai bekerja. Tampak beberapa orang porter menghitung hasil jerih payahnya masing-masing. Kapal pun berangkat sesuai jadwal menuju Tanjung Balai Karimun sebelum berangkat ke tujuan akhir, pelabuhan Belawan.

Baca juga: Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis Naik Bus di Angkutan Lebaran 2024

Sekira pukul 15.00 WIB, kapal berlabuh di Tanjung Balai Karimun. Di sini, kapal tidak bersandar, melainkan tetap di lautan. Sebanyak 375 pemudik yang turun di pulau ini dijemput menggunakan kapal berukuran kecil tipe 500, sebuah kapal yang kerap digunakan untuk eksibisi.

Saat kapal tersebut tiba, langsung menyesuaikan posisi ke samping kanan kapal KM Kelud.

Kapal tersebut lalu menempel ke badan kapal KM Kelud. Kemudian, tangga kapal diturunkan persis di sisi kanan kapal kecil tersebut.

Kapal pengangkut penumpang tersebut membawa pemudik yang akan berangkat ke pelabuhan Belawan, beserta dengan belasan porter. Porter dapat dibedakan dengan pakaian mereka yang khas, tak jauh berbeda dengan porter yang ada di pelabuhan Batu Apar.

Porter tersebut lalu bergegas naik ke atas secapat yang ia bisa, kemudian kembali menawarkan jasanya. Tak berselang lama, barang-barang pemudik mereka pindahkan ke kapal sebelah. Saat kapal sudah berisi penuh dengan penumpangnya, kapal bergerak menuju Tanjung Balai Karimun yang ditempuh dua puluhan menit.

Kemudian, kapal tersebut kembali lagi dengan membawa penumpang baru.

Di sinilah tampak perjuangan para porter. Terlihat beberapa porter bersusah payah membawa barang menaiki tangga kapal. Agar mempersingkat waktu, beberapa porter mengikatkan barang berupa koper atau tas dengan kain lalu memikulnya ke atas. Para porter menapaki tangga bersama dengan para pemudik.

Saat pemudik menapaki tangga secara perlahan, porter yang membawa banyak barang mau tak mau harus melakukan hal serupa.

Hal ini dilakukan mereka berulang-ulang hingga kapal kecil yang penuh pemudik dan barang mulai kosong.

Tiga hingga empat porter terlihat bermandikan keringat serta terengah-engah.

Kisaran pukul 16.00 WIB, tercatat 407 pemudik yang naik ke kapal KM Kelud untuk mudik ke pelabuhan Belawan.

Saat kapal KM Kelud akan berangkat, hal yang membuat hati teriris sempat terjadi. Dua orang porter yang sudah kelelahan tampak kehilangan penumpang yang ia bantu, sehingga harus mencarinya lebih dulu. Keduanya berburu waktu karena kapal KM Kelud akan segera berangkat.

Wajah keduanya begitu Lelah dan nyaris putus asa. Tampak satu orang porter dengan logat Padang dengan ciri-ciri ramput panjang terikat, berkumis, nyaris meneteskan air mata. Matanya mulai berlinang namun mencoba untuk tegar.

Sementara satu rekannya berbadan gempal, rambut nyaris botak masih berlari ke dalam kapal untuk mencari penumpang yang menggunakan jasa keduanya.

“Cepat-cepat, kapal mau berangkat,” ujar beberapa orang.

Porter yang berambut Panjang tersebut turun dengan perasaan tak karuan. Sesekali ia melihat ke arah rekannya berharap keberhasilan.

Tak berselang lama, rekannya tersebut juga turun namun dengan wajah sedih. Saat mendengar kata-kata cepat turun, ia sempat mengomel. Ia meminta orang-orang bersabar karena dirinya telah kelelahan dan belum menerima upah.

Hingga hanya hitungan detik, seorang penumpang berlari dari dalam dengan membawa sejumlah uang dan memberikannya kepadanya.

Ia pun turun, lalu tangga di naikkan kembali. Perlahan, kapal kecil tersebut bertolak menuju Tanjung Balai Karimun membawa para porter. Sementara itu, KM Kelud kembali berlayar menuju pelabuhan Belawan. KM Kelud membawa total 2.361 pemudik. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas