Rerie: Darurat Kesehatan Mental Remaja harus Menjadi Kepedulian Semua Pihak
Situasi darurat kesehatan mental remaja mesti disikapi dengan serius dan berkelanjutan, serta membutuhkan dukungan semua pihak.
Editor: Content Writer
Namun, jelas Retno, masih sedikit remaja yang mencari bantuan kepada profesional, karena stigma sosial yang melekat pada isu kesehatan mental. Padahal, ungkap dia, banyak faktor yang mempengaruhi masalah mental remaja seperti faktor fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
Diakui Retno, saat ini tenaga psikologis klinis sudah ditugasi hingga tingkat Puskesmas bekerjasama dengan komunitas pemerhati kesehatan mental di sejumlah daerah, dalam upaya memberi pelayanan kesehatan mental remaja.
Ketua Program Studi Magister Hukum, Universitas Pelita Harapan, Agus Budianto mengungkapkan anak dan remaja merupakan usia di masa transisi, sehingga mudah sekali terpengaruh oleh faktor dari luar dan mudah terpapar hal-hal yang buruk.
Sehingga, tambah Agus, kejahatan remaja biasanya merupakan akibat dari interaksi sosial baik dari teman atau komunitas. Selain itu, jelas Agus, kejahatan remaja juga bisa dipicu gangguan mental yang dipicu faktor internal secara psikologis dan biologis. Sehingga upaya penegakan hukum pada penanganan kejahatan yang dilakukan remaja, jelas Agus, bisa ditangani dengan berbagai alternatif pendekatan.
Aktivis Remisi Foundation, Agus Hasan Hidayat berpendapat masalah kesehatan mental remaja jangan dilihat dari perspektif kesehatan semata. Karena permasalahan kesehatan mental remaja, tegas Agus, memiliki sejumlah cara pandang antara lain seperti cara pandang sosial, hukum dan hak azasi manusia (HAM).
Sehingga upaya untuk mengatasi masalah kesehatan mental remaja, tambah dia, memerlukan pendekatan yang komprehensif dari berbagai sudut pandang dengan melibatkan sejumlah pihak untuk melahirkan kebijakan yang menyeluruh.
Wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat banyaknya peserta yang mengikuti diskusi daring ini merupakan salah satu petunjuk bahwa masalah kesehatan mental remaja merupakan isu yang dinilai penting.
Sehingga, tegas Saur, memerlukan perhatian serius semua pihak dalam penanganan kasus kesehatan mental di kalangan remaja. Saur mengaku khawatir maraknya kasus gangguan kesehatan mental remaja dipicu oleh kurang atau tidak didengarnya keinginan dari para remaja.
"Para remaja merasa tidak hidup di dunia yang mereka inginkan, karena hanya segelintir elit yang mampu menikmatinya. Kondisi itu memicu gangguan pada kesehatan mental remaja," ujar Saur.
Sehingga akar permasalahan maraknya gangguan kesehatan mental para remaja saat ini, jelas Saur, patut diduga karena kurangnya contoh yang baik dari perilaku kelompok elit di negeri ini.*
Baca juga: Lestari Moerdijat: Perubahan UUD NRI 1945 Harus Mampu Jawab Kebutuhan Kehidupan Bernegara