Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

HNW Apresiasi Kader Mahasiswa Muhammadiyah yang Istiqamah, Adaptif, dan Berwawasan Global.

Kader IMM adalah kader Muhammadiyah yang harusnya memiliki karakter istiqamah, daptif, kolaboratif, dan berwawasan global.

Editor: Content Writer
zoom-in HNW Apresiasi Kader Mahasiswa Muhammadiyah yang Istiqamah, Adaptif, dan Berwawasan Global.
Istimewa
Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, Lc., MA. Wakil Ketua MPR RI sebagai Keynote Speaker dalam Acara Pelatihan Instruktur Dasar (PID) IMM PC Jakarta Selatan. Acara tersebut di selenggarakan di Aula Rumah Yatim dan Tahfidz PC Muhammadiyah Kebayoran Baru.  

TRIBUNNEWS.COM - Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah kader Muhammadiyah yang harusnya memiliki karakter istiqamah, adaptif, kolaboratif dan berwawasan global agar dapat makin berkontribusi menyongsong hadirnya Generasi Indonesia Emas 2045. Hal tersebut di sampaikan oleh Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, Lc., MA. Wakil Ketua MPR RI sebagai Keynote Speaker dalam Acara Pelatihan Instruktur Dasar (PID) IMM PC Jakarta Selatan. Acara tersebut di selenggarakan di Aula Rumah Yatim dan Tahfidz PC Muhammadiyah Kebayoran Baru. 

PID merupakan sarana mencetak kader IMM yang peka dan adaptif dan memiliki kompetensi dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk menunjang gerakan Islam Muhammadiyah yang berkemajuan. Tema PID IMM Jaksel adalah Optimalisasi Peran Instruktur IMM yang Adaptif. 

Lebih lanjut HNW yang juga Penasehat PDM Jakarta Selatan itu menjelaskan: “ Kader Instruktur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah jangan terjebak dengan framing  yang terus diopinikan  bahwa generasi masa depan yaitu generasi Z adalah generasi yang individualistik, tidak memiliki kepedulian sosial, tidak berorientasi kerja keras dan tekun dalam belajar, dan menginginkan segala sesuatu secara instant. Maka kader instruktur IMM harus memiliki kepedulian dengan pemberdayaan masyarakat, serius mengikuti proses dengan maksimal menuntut ilmu dan mengembangkan wawasan hingga ketingkat global, melakukan kolaborasi untuk membangun peradaban dan masa depan persyarikatan”.

HNW juga menekankan bahwa IMM adalah bagian dari kader Muhammadiyah sehingga karakter adaptif bukan berarti kehilangan jati diri dari karakter dasar Muhammadiyah yang berorientasi dan konsisten dalam ber - Islam berlandaskan Al - Quran dan As - Sunnah.


“Kader IMM jangan sampai terjebak apalagi ikut - ikutan dengan arus besar framing yang terus di kembangkan bahwa generasi Z tidak serius melakukan kaderisasi, tidak memiliki kepedulian sosial, tidak serius dalam belajar, melakukan penelitian dan egois karenanya tidak berkolaborasi dengan berbagai pihak. Karena hal itu merupakan bentuk sekulerisasi dan upaya memisahkan urusan agama dengan ekonomi, sosial, politik. karena dalam framing itu urusan agama termasuk Islam adalah urusan individu dengan Allah. Ini “tabdid” (merusak) bukan “tajdid” (pembaharuan) yang diinginkan oleh Islam (Muhammadiyah). Jika pemahaman yang merusak ini di percaya generasi Z apalagi kader Muhammadiyah, maka lambat laun bangunan agama Islam akan runtuh, juga relasi Islam dengan bangunan sosial, ekonomi dan pendidikan yang sudah lama digerakkan oleh KH Ahmad Dahlan dengan ideologi al - Maun nya juga akan runtuh. Dengan koreksi kontributif itu maka  kader IMM dapat menghadirkan gerakan beragama yang sangat peduli dan solutif dalam menjawab apapun tantangan dan peluang zaman”., Ungkap legislator yang di sapa HNW tersebut. 

HNW mengajak kader IMM untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengambangkan nilai – nilai kebaikan dengan adaptif tetapi tidak kehilangan jatidiri, orientasi dalam konteks sebagai kader Muhammadiyah yang mendasarkan dirinya pada nilai Islam berpedoman pada Al Quran dan As - Sunah berkontribusi sebagai generasi terbaik (Khaira Ummah) , perannya menegakan nilai kebaikan dan memerangi kejahatan dan menciptakan kehidupan berkemajuan (rahmatan lil alamin), dengan kontribusinya membangun agar semua negeri menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur. Karena kedepan tantangan generasi Z bukan hanya bersifat lokal tetapi juga global.

Terkait hal tersebut HNW menyoroti pernyataan Presiden Turki Reccep Thayyib Engorgan dimana generasi sekarang akan mulai mempertanyakan tentang peristiwa Global terkait serangan Israel ke Palestina. Setahun sudah serangan Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2024 telah membawa perubahan peta politik global. Dinamika global tersebut harus dicermati oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai Bagian Gerakan IMM dalam ikut serta menciptakan ketertiban Dunia. 

BERITA REKOMENDASI

“Menurut Presiden Reccep Thayyib Endorgan, generasi yang akan datang adalah generasi yang akan mempertanyakan sikap anda terhadap peristiwa 7 Oktober 2023. Dimana di satu pihak Israel semakin membabi buta melanggar hukum internasional. Dimana israel mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional, Resolusi dari Majelis Umum PBB di abaikan dan Tuntutan dari Masyarakat Global di abaikan. Kejahatan israel dalam bentuk Serangan Militer semakin melebar di berbagai kawasan di timur tengah ; ke Gaza, Tepi barat, Lebanon, Damaskus, Yaman dan Teheran. Kejahatan Israel ini mendatangkan kerusakan pada tatanan Dunia. Hukum internasional di langgar, tata nilai di rusak, pelanggaran terhadap HAM, terorisme Israel terus di lakukan. Tetapi di sisi lain komunitas International justru makin memberikan pengakuan kepada Palestina sebagai Anggota PBB. Mahkamah Internasional (International Criminal Justice atau IJC) memutuskan bahwa kehadiran Israel yang terus berlanjut adalah Illegal. Dan Majelis Umum PBB membenarkan fatwa  ICJ tersebut. Hal ini menjadi penting bagi Kader IMM untuk memiliki wawasan dan pemahaman masalah global. Agar kader IMM dapat terus ikut hadirkan misi Islam yang rahmatan lil Alamin, melanjutkan peran KH Kahar Mudzakkir membela kemerdekaan Palestina”. 

Di era disrupsi ini, 
maka sangat penting bagi kader IMM saat melihat permasalahan lokal dan global untuk mempunyai kemampuan dan kemauan beradapsi membuka diri dan berkolaborasi. Karena sejatinya kader umat yang ingin dan sejalan dengan perjuangan Muhammadiyah bukan hanya yang secara struktural mengikuti proses pengkaderan di Muhammadiyah. Tetapi kader umat itu juga berada di mana-mana, mereka bisa jadi juga kader muhammadiyah pada tingkat ideologis Islam. Sehingga hakekatnya kader Muhammadiyah ada di dalam semua ormas , LSM, dan organisasi politik, sehingga kader Muhammadiyah formal tidak menjadi sendirian memperjuangkan al - Islam, sehingga sangat penting terjadinya kolaborasi dalam memaksimalkan seluruh potensi yang ada untuk menciptakan mewujudkan cita - cita persyarikatan yang sekaligus cita - cita keummatan dan kebangsaan, hadirkan kemajuan dalam masyarakat dalam konteks lokal dan global” tutup HNW sebagai Keynote Speaker dlm Pembukaan Pelatikan Instruktur Kader Dasar IMM yang dihadiri juga oleh  Imadudin Al Fanani Ketua PC IMM Jakarta Selatan dan Muhammad Lutfiadi Ketua DPD IMM Provinsi Jakarta serta Muammar Khadafi Sekretaris PD Muhammadiyah Jakarta Selatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas