Lengkap dan Transparan, Situs Penanganan COVID-19 di DKI Jakarta
Sebagai wujud keterbukaan informasi kepada publik dalam penanganan COVID-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat situs corona.jakarta.go.id
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai wujud keterbukaan informasi kepada publik dalam penanganan COVID-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat situs corona.jakarta.go.id. Pemprov DKI Jakarta menjadi pionir provinsi yang meluncurkan situs penanganan COVID-19 secara lengkap.
Melalui situs tersebut, masyarakat dapat mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan data COVID-19 di Jakarta, seperti kasus terkonfirmasi positif, kasus aktif, jumlah sembuh, jumlah meninggal, data suspek, dan kontak erat. Adapula data jumlah isolasi mandiri, jumlah pasien tanpa gejala, bergejala, dan belum diketahui.
"Seluruh data yang ada di situs corona.jakarta.go.id bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Kami membagi data menjadi beberapa fitur agar lebih mudah dibaca oleh publik," ungkap Kepala BLUD Jakarta Smart City Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, Yudhistira Nugraha, Jumat, (30/10/2020).
Sementara pada bagian data tes, terdapat data rapid diagnostic test dan tes PCR yang terbagi menjadi tes PCR orang kasus baru dan spesimen yang diperiksa. Dari setiap jumlah tes, terdapat informasi data total tes keseluruhan, data jumlah hasil tes reaktif dan non-reaktif untuk tes rapid, juga hasil positif dan negatif untuk tes PCR.
"Selain penyajian data jumlah tes, juga ditampilkan tabel positivity rate hasil lab COVID-19. Sehingga, publik bisa melihat datanya secara menyeluruh," katanya.
Tidak hanya itu, situs web ini juga memiliki data pemakaman jenazah umum dan pemakaman dengan protap penanganan COVID-19.
Untuk memudahkan dalam membaca data, situs tersebut dilengkapi visualisasi. Hal ini bersifat sebagai pelengkap dari data COVID-19 yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Adapun data-data yang divisualisasikan, antara lain data penindakan pelanggaran perusahaan, penindakan pelanggaran oleh Satpol PP, Cepat Respons Masyarakat (CRM) atas pelanggaran PSBB, kualitas udara Jakarta, CRM terkait COVID-19, dampak COVID-19, dan grafis jaringan penularan COVID-19.
"Selain data visualisasi, juga terdapat peta kasus, peta kronologis, peta persebaran, dan peta zona pengendalian," imbuhnya.
Tak hanya mudah diakses dan dibaca, berbagai data dan informasi yang termuat di situs corona.jakarta.go.id dapat dijadikan sebagai data penelitian. Jakarta Smart City telah melakukan penelitian berbasis data COVID-19 di Jakarta berdasarkan situs tersebut dan menghasilkan publikasi di jurnal penelitian internasional.
Penelitian tersebut adalah 'Evaluasi Berbasis Data: Kebijakan Pembatasan Mobilitas Publik dalam Mitigasi Persebaran COVID-19 di Jakarta' dan 'Kebijakan Berbasis Data: Analisis dan Prediksi Penyebaran Covid-19 di Jakarta dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)'.
"Kami mengundang seluruh peneliti untuk memanfaatkan data COVID-19 yang telah kami sajikan di situs corona.jakarta.go.id. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh masyarakat dapat membantu kami untuk mengambil kebijakan berbasis data, sehingga pandemi COVID-19 di Jakarta dapat teratasi dan segera berakhir," tuturnya.
Sementara itu, dosen sekaligus pemerhati IT Mercu Buana, Afiyati Reno, mengatakan bahwa situs corona.jakarta.go.id sudah cukup baik dalam memberikan informasi kepada publik mengenai penyebaran dan penanganan COVID-19. Situs tersebut dinilai sudah berisikan informasi yang dibutuhkan masyarakat mengenai virus Corona atau SARS-CoV-2.
"Menurut saya baik yang dimiliki DKI, isinya sudah ada pasien positif, pasien sembuh, dan yang meninggal, termasuk sebaran kasusnya," ujarnya.
Hanya saja, ia menyarankan Pemprov DKI Jakarta sebaiknya tidak hanya mengandalkan situs digital dalam menyampaikan informasi kepada publik. Karena, tidak dipungkiri, masih ada sebagian masyarakat yang belum mendapatkan akses terhadap teknologi.
"Maka, masih harus dibarengi dengan penyebaran informasi secara konvensional, seperti selebaran atau billboard untuk menjangkau semua kalangan masyarakat," pungkasnya. (*)