Ciri-ciri Anak Stunting, Lengkap dengan Cara Mencegahnya
Inilah ciri-ciri anak stunting, lengkap dengan cara mencegahnya, orang tua perlu mengetahui untuk menjaga kesehatan buah hati.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah ciri-ciri anak stunting, lengkap dengan cara mencegahnya.
Ciri-ciri anak stunting dapat diketahui melalui pertumbuhan dan perkembangannya.
Orang tua perlu mengetahui ciri-ciri anak stunting untuk menjaga kesehatan buah hati.
Berdasarkan Perpres No. 72 Tahun 2021, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Lantas bagaimana ciri-ciri anak terkena Stunting?
Baca juga: Bahaya Stunting pada Anak dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Simak informasi tentang ciri-ciri balita terkena stunting, yang Tribunnews rangkum dari beberapa sumber:
1. Panjang atau tinggi badan kurang dibandingkan usianya
Menurut jurnal yang diterbitkan Universitas Lampung, berjudul Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar, terdapat ciri-ciri anak stunting.
Ciri anak terkena stunting yaitu ketika memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan anak seusianya.
Dari hasil uji yang telah dilakukan, diketahui bahwa tinggi badan anak menurut umur berhubungan positif dengan tingkat perkembangan kognitif.
2. Gangguan fungsi motorik
Jika anak terkena stunting, akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih rendah.
Ia juga akan mengalami kelemahan motorik karena terdapat gangguan pada proses pematangan fungsi otot.
3. Ukuran kepala anak lebih kecil
Anak stunting memiliki ukuran kepala yang lebih kecil.
Sehingga berpengaruh terhadap volume otak dan daya berpikir.
Baca juga: Pemerintah Terus Genjot Penurunan Angka Stunting di Indonesia
4. Pertumbuhan melambat
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ciri-ciri lainnya yaitu pertumbuhan melambat.
Mengutip yankes.kemkes.go.id, keterlambatan dalam pertumbuhan anak dapat didiagnosis pada kecepatan pertumbuhannya.
5. Wajah tampak lebih muda dan gigi terlambat tumbuh
Wajah anak yang terkena stunting akan tampak lebih muda dari anak seusianya.
Selain wajah, pertumbuhan gigi balita terkena stunting juga akan terlambat.
Bayi terlambat tumbuh gigi juga bisa disebabkan oleh gangguan fisik pada gusi.
Atau tulang rahang yang tidak memungkinkan gigi untuk muncul.
6. Berat badan balita cenderung menurun
Berat badan turun drastis merupakan satu di antara tanda dari malnutrisi.
Yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan nutrisi untuk menjalankan fungsinya.
Berat badan anak turun biasanya disebabkan karena kalori yang terbakar dengan mudah, tidak makan makanan sehat, menderita penyakit, atau metabolisme tubuh rendah.
Penurunan berat badan anak yang tak terduga dapat memiliki efek buruk pada kesehatan dan pertumbuhan anak secara keseluruhan.
Baca juga: Pentingnya 1000 HPK Dalam Mencegah Stunting
7. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi
Jika kebutuhan nutrisi kurang maka anak akan mudah terserang penyakit.
Mari simak langkah-langkah mencegah stunting pada anak, mengutip dari laman resmi Kemekes, berikut ini.
Cara Mencegah Stunting pada Anak
- Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
Memenuhi gizi sejak masa kehamilan adalah cara ampuh untuk mencegah stunting.
Disarankan untuk ibu yang sedang mengandung dapat selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
Serta suplemen sesuai arahan dokter.
Selain itu, ibu hamil sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
- Memberi ASI Ekslusif hingga bayi berusia 6 bulan
ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak.
Hal itu berkat kandungan gizi mikro dan makro.
Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif pada anak.
ASI dapat diberikan selama enam bulan kepada sang buah hati.
Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu, dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
Karena setiap bayi yang baru lahir tubuhnya terbilang rentan.
- Memberikan MPASI Sehat berdampingan dengan ASI
WHO merekomendasikan penambahan nutrisi ke dalam makanan anak.
Ibu bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI, ketika bayi sudah usia 6 bulan ke atas.
Maka pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.
Ibu perlu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut.
Serta dapat mengonsultasikan dulu dengan dokter.
- Pantau Terus Tumbuh Kembang Anak
Memantau tumbuh kembang anak adalah tugas penting dari setiap orang tua.
Terutama dari tinggi dan berat badan anak.
Anak dapat dibawa secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak.
Cara tersebut adalah hal yang mudah bagi orang tua untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
Baca juga: Tribun Jakarta Luncurkan Gerakan Sosial Bertajuk Semesta Mencegah Stunting di Jakarta Pusat
- Jaga Kebersihan Lingkungan
Anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor.
Faktor lingkungan yang buruk secara tidak langsung dapat meningkatkan peluang stunting.
Penyakit seperti diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan Stunting.
Pemicu diare kemungkinan adalah dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia