Sektor Privat Bantu Pemerintah Ubah Sampah Plastik Jadi Dampak Positif Bagi Lingkungan
Dan sejak 2022, pihaknya telah mendukung pengumpulan sampah plastik dari lingkungan, yang setara dengan jumlah plastik yang digunakan dalam produk
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor privat Davines Group berkolaborasi dengan Plastic Bank untuk menciptakan dampak berkelanjutan dengan mendukung pengumpulan plastik dari lingkungan di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Brasil.
Hal ini bentuk kontribusi membantu pemerintah mengubah sampah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dan High Density Polyethylene (HDPE) menjadi dampak positif bagi lingkungan.
Plastik yang dikumpulkan akan diolah kembali menjadi bahan baku daur ulang sehingga dapat digunakan dalam produk dan kemasan baru, serta turut mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan.
Pada 2021, Davines Group memulai komitmennya untuk mendukung pengumpulan dan daur ulang sampah dari lingkungan.
Dan sejak 2022, pihaknya telah mendukung pengumpulan sampah plastik dari lingkungan, yang setara dengan jumlah plastik yang digunakan dalam produknya yang terjual setiap tahunnya.
Dari 2021 hingga 2023, melalui kemitraan globalnya dengan Plastic Bank, mereka telah membantu mengumpulkan kembali 1.702 ton sampah plastik dari lingkungan.
“Saat ini semakin banyak konsumen yang menyadari dan mencari produk yang berkelanjutan, yang secara aktif berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” kata Frederick Saman, Country Manager Indonesia Plastic Bank dalam keterangan, Rabu (25/12/2024).
Baca juga: Profil CV Yasindo Multi Pratama, Perusahaan Pemilik Cairan Kimia yang Tumpah di Bandung Barat
Sejak 2019, Plastic Bank telah memberdayakan lebih dari 22.000 anggota pengumpul plastik di Indonesia, yang berhasil mengumpulkan lebih dari 70 juta kilogram plastik dari lingkungan untuk didaur ulang.
Saman menambahkan, upaya ini tidak hanya mengurangi polusi plastik tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sebelumnya, sejumlah pelaku usaha dari berbagai sektor menyampaikan dukungannya kepada Pemerintah Indonesia untuk terlibat aktif dalam Perjanjian Plastik Global (Global Plastics Treaty) PBB.
Upaya ini sebagai solusi mengatasi masalah polusi plastik.
Dukungan tersebut mengemuka menjelang sesi ke-5 Intergovernmental Negotiating Committee (INC-5) Perjanjian Plastik Global PBB di Busan, Korea Selatan pada 25 November hingga 1 Desember 2024.
Koalisi Bisnis untuk Perjanjian Plastik Global di Indonesia menyatakan, penanganan sampah global, khususnya polusi plastik memerlukan langkah mendesak.
Baca juga: Ahli Polimer: Sampah Plastik yang Dihasilkan Industri Bisa Datangkan Risiko Kesehatan
United Nations Environment Programme (UNEP) memperkirakan bahwa setiap hari volume sampah plastik setara 2.000 truk sampah dibuang ke ekosistem perairan.
Setiap tahunnya, 19-23 juta ton sampah plastik ‘bocor’ mencemari danau, sungai, dan laut.
Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa volume total bahan baku plastik di Indonesia di tahun 2021 mencapai 7.965 metrik ton di mana tingkat daur ulang (recycling rate) masih di kisaran 12 persen di tahun 2022.
Akibat pola pikir ‘kumpul-angkut-buang’ masih kuat mengakar di masyarakat Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di tahun 2023 mencatat bahwa 76,6 persen sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), di mana 54,4 persen di antara TPA tersebut masih merupakan TPA terbuka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia