Dulu Anak Jadi Obyek, Sekarang Jadi 'Bintang Keluarga'
Zaman sudah banyak berubah. Menempatkan anak sebagai 'pendengar yang baik' saja sudah kadaluarsa! Begini pola asuh yang baik.
Penulis: Mochamad Faizal Rizki
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jakarta Mochamad Faizal Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zaman dulu anak lebih banyak jadi obyek dan pendengar yang baik, apapun yang dituturkan orangtuanya.
Sekarang zaman sudah berubah. Anak dipandang sebagai subyek bahkan jadi bintang dalam keluarga. Karena itu, pola asuh terhadap anak-anak pun sudah banyak mengalami pergeseran dibanding dahulu.
Koes Subandiyah, Group Publisher Children Media of Gramedia Majalah mengatakan, berdasarkan riset yang telah dilakukan pada segmen anak-anak yang mempunyai kebiasaan membaca majalah atau tabloid.
"Anak-anak dulu berbeda dengan sekarang, kalau dulu komunikasi anak dan orangtua terkesan satu arah, jika sekarang anak menjadi teman diskusi bagi orang tua, bahkan peran anak menjadi lebih dominan, " kata Koes dalam presentasinya di acara "Indonesia's Hottest Insight" di Hotel Mulia Jakarta, (18/07/2012)
Lebih lanjut Koes menuturkan, berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, telah terjadi perubahan behaviour pada anak-anak masa kini. Anak-anak adalah bintang keluarga. Mereka memperoleh curahan perhatian dan prioritas dari orangtua.
"Anak-anak sekarang memiliki kekuatan yang besar untuk memutuskan kebutuhan pribadinya (self authority) dan mempengaruhi keputusan orangtua(span of influence)."Kata Koes.
Selain dapat mempengaruhi keputusan orangtua, anak-anak juga bisa menjadi decision maker untuk kebutuhab pribadinya. "Anak merasa nyaman ketika dia bisa memilih kebutuhannya. Baik dalam memilih aktivitas maupun memilih aneka macam produk yang dikonsumsi."Lanjutnya
Perubahan perilaku ini terlihat jelas dalam pemilihan produk. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan Gramedia Majalah.
Untuk kategori makanan, sekitar 79 persen anak memilih sendiri merek produk biskuit, 86 persen anak memilih sendiri merek produk chips, dan 82 persen anak memilih sendiri merek produk es krim.
Untuk kategori beverages 72 persen anak memilih sendiri merek produk susu cair.
Sedangkan untuk kategori stationery 56 persen anak memilih sendiri merek produk buku tulis. Dan 55 anak memilih sendiri merek produk buku gambar.
Anak juga mampu berperan sebagai influencer terhadap keputusan keluarga, misalnya dalam memilih tujuan wisata, memilih tujuan mall, tempat bersantap keluarga bahkan pembelian kendaraan bermotor.
"Sebagai influencer anak-anak berperan aktif memberikan usulan"imbuhnya.
Dari hasil survei yang dilakukan, 85 persen anak mengusulkan kepada orangtua tujuan mal yang akan dikunjungi. 87 persen anak mengusulkan tempat liburan untuk keluarga. Dan 60 persen mainan anak-anak dipilih sendiri oleh anak.
Bahkan anak-anak pun mampu mempengaruhi keputusan orang tua dalam pembelian produk otomotif.
"Banyak orangtua membeli sebuah mobil berdasarkan keinginan anaknya, misalnya anak menginginkan warna tertentu pada mobil yang akan dibeli,"kata Koes.
Gramedia majalah melakukan survei pasar dan membagi ribuan hasil surveinya hari ini (18/7/2012). Hasil survei tersebut dilakukan untuk mendeteksi perilaku pembaca.
Hasil riset tersebut dibagikan kepada sekitar 600 perusahaan yang bergerak di bidang industri, periklanan, dan bidang lainnya.
Sebanyak 3.224 hasil survei yang dipublikasikan di Ballroom Hotel Mulia ini menyentuh tiga segmen yaitu segmen anak-anak, wanita, dan pria.
Baca artikel menarik lainnya
- Cari Calon Suami? Kenali Tipe-tipe Lelaki Berikut Ini 1 detik lalu
- Anggra Septa, Ahli Tata Rias Berbagi Ilmu Lewat Facebook 38 menit lalu
- Gramedia Majalah Gelar Survei Deteksi Perilaku Pembaca 1 jam lalu
- Inilah Trend Tata Rias yang Akan Booming Tahun 2013 2 jam lalu
- Begini Kiat Membuat Fillet Salmon Selasa, 17 Juli 2012
- Nail Art Bisa Dilakukan di Rumah Selasa, 17 Juli 2012
- Kuku Itu Barometer Kesehatan