Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Agar Si Bayi Cepat Berbicara, Sering-seringlah Ajak Ngobrol

Agar si bayi cepat bisa berbicara, sering-seringlah mengajak ngobrol si buah hati dengan ekspresi kehangatan.

Penulis: Agung Budi Santoso
zoom-in Agar Si Bayi Cepat Berbicara, Sering-seringlah Ajak Ngobrol
pinterest
Inilah model topi bayi yang sedang trendy saat ini. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Biar bayi belum bisa berbicara, sering-seringlah mengajaknya ngobrol, seolah-olah dia bisa paham dan membalas ucapan kita.

Ini sangat penting untuk perkembangan otaknya. Berikut beberapa panduan agar  orang tua, terutama ibu untuk bicara cerdas pada bayi.

Bagaimana Memulai?
Ibu tidak harus belajar serius teori-teori  berbicara dengan bayi. Kemampuan ini didapat secara alami. Secara  naluriah Ibu dapat menggunakan  nada dan mimik wajah optimis  yang terkoneksi secara batin dengan bayi. Bayi akan meningkatkan kemampuan asal orangtua berbicara sesuai level mereka.

Perhatikan dan fokus ketika berbicara dengan bayi. Posisikan seluruh wajah saat berbicara, seolah sebuah pertunjukan yang menyenangkan. Saat berbicara, Anda dapat membuat mimik wajah sedikit berlebihan, misal, saat mengatakan "A" lakukan dengan mulut yang lebih lebar dan mata yang membelalak.

Secara alami Anda juga akan mempercepat dan memperlambat nada dan irama bicara sesuai perhatian bayi. Dan, agar bayi mendapatkan pesan yang disampaikan, buat semacam pemanjangan dalam kalimat, misal, "beeebeeek maandi". Ingat, bagaimana konteks ibu bicara lebih penting dari pada apa yang dikatakan.

Ibu Pembangun Otak Bayi

Telah banyak bukti menunjukkan fenomena pembangunan-otak yang disebut turn taking  (bergiliran). Ibu berbicara perlahan dengan nada  naik-turun juga dengan bicara menyembur (ramai) dan berjeda. Biarkan bayi memiliki waktu  memproses setiap kalimat pendek dan paket vokal  sebelum tiba pesan berikutnya. Kendati  berbicara dengan bayi  bersifat monolog, cobalah bayangkan saat itu Anda  sedang berdialog. Ini akan semakin membangun kemampuan alamiah Anda berbicara dengan bayi.

Berita Rekomendasi

Sebuah analisis video  seni komunikasi Ibu-bayi  menunjukkan, seorang Ibu yang berperilaku seolah-olah  bayinya menimpalinya memiliki pembicaraan yang cukup panjang. Ini membuktikan, membangun dialog imajinatif secara alami membuat Anda mampu memperpendek pesan dan memperpanjang jeda dengan tepat sebagaimana panjang respon  bayi. Ini berlaku pula, terutama saat dia berbicara dengan bayi dengan bentuk pertanyaan.

Dan, tahukah Anda jika pembicaraan virtual ini  merupakan pelajaran berbicara awal bagi bayi, disamping juga membentuk kemampuan bayi untuk mendengar. Bayi menyimpan ingatan akan pengalaman ini dan akan dibangkitkan ketika dirinya mulai berbicara.

Beberapa Latihan Bicara Pembangun Otak Bayi

-    Lihat pendengar Anda (bayi).  Tangkap sorot mata bayi sebelum memulai percakapan. Dan tarik perhatiannya lebih lama  untuk mendapatkan respon apresiatif.

-    Lebih responsif.  Anda mungkin berpikir,  bayi tidak banyak bicara sampai berusia 1 ½ hingga 2 tahun. Kenyataannya,  bayi "berbicara" sejak  Ia lahir. Bagi bayi mungil, bahasa adalah  suara atau gerakan yang membuat orang dewasa di sekitarnya merespon.

Kemudian, bayi  baru lahir belajar  bahasa sebagai alat  pertukaran sosial yang  bisa digunakan untuk mendapatkan perhatian dan memenuhi kebutuhan. Seiring pertumbuhan bayi,  lakukan komunikasi  dengan beberapa alat, seperti, ekspresi wajah, bahasa tubuh, gerak tubuh, mengoceh, dan akhirnya, kata-kata yang diucapkan.

Berjalannya waktu juga menambah kosakata bayi, bahkan sebelum dia mulai berbicara. Dengan menanggapi setiap  respon, dan  berbicara dengan bayi, Anda membantunya memperbaiki dan mengembangkan kemampuan komunikasi. Ketika bayi "bicara", orang tua belajar untuk mendengarkan.

Ketika bayi memberi isyarat, memberi gerakan minta digendong, orang dewasa membaca dan merespon menggendong bayi. Ketika isyarat bayi  terbaca dengan tepat dan direspon secara sensitif, bayi termotivasi untuk memberikan isyarat lebih. Bayi juga akan  menyimpan  lebih banyak memori tentang koneksi isyarat-respon  di otaknya. Bayi juga  percaya, dia akan mendapatkan respon yang tepat untuk isyarat. Ketika bayi merasa kebutuhannya kerap terpenuhi dari komunikasi dengan orang tuanya, ini juga meningkatkan kepercayaan bayi.  

-    Panggil bayi dengan sebutan atau nama.  Sementara bayi belum dapat mengaitkan nama dengan dirinya sendiri hingga tahun pertama, mendengarnya kerap dipanggilkan akan memicu asosiasi mental. Bayi juga dapat mengenali  suara khusus ketika kerap mendengar sebelumnya sehingga  sinyal  terdengar lebih menyenangkan.

-    Tetap sederhana.  Gunakan kalimat pendek, terdiri atas dua atau tiga kata, maupun  satu atau dua suku kata dengan gaya pemanjangan sedikit berlebihan, misal: "Chuby sayaaaaang".

-    Buat pengalaman menyenangkan.  Katakan, "da-dah kuciiing" sembari  melambai  pada kucing peliharaan atau di kejauhan. Bayi mungkin lebih  mengingat kata-kata yang berhubungan dengan gerakan. Berikan kalimat   dengan infleksi di akhir kalimat. Membesar-besarkan kata isyarat. Bayi menjadi bosan dengan suara lama yang sama.

-    Beri pertanyaan.  Tanyakan "Apakah Chuby ingin menyusuu?" , dengan melempar pertanyaan  meninggi atau memanjang di akhir kalimat, dapat memancing respon bayi dan ini adalah sebuah hal yang alami.  

-    Bicarakan apa yang Anda lakukan.  Sembari mengerjakan tugas harian seperti mengganti baju, memandikan dan mengenakan pakaian pada bayi, cobalah bernarasi tentang apa yang Anda lakukan. Misal, "..oke sekarang Ibu mengambil popok ya.. lalu kamu pakai baju dulu ya.." . Bayi sesungguhnya memiliki pendengaran yang tajam dan ini juga mengembangkan otak dari mendengar setiap kata yang diungkapkan padanya. Pada saat tertentu, bayi akan memindahkan memori ini ke dalam memori  jangka panjangnya. Dalam praktek ilmu kesehatan anak, beberapa bayi yang kerap diajak berbincang oleh Ibunya akan menjadi balita yang aktif berbicara.

-    Bacakan dongeng.  Tak pernah ada kata `terlalu dini' untuk sebuah dongeng anak-anak. Bayi menyukai setiap irama perawatan maupun pusisi dengan suara naik dan turun. Kendati, akan ada hari-hari dimana orang dewasa keberatan membacakan dongeng seperti "Kancil dan Pak Tani". Jika demikian, Anda juga boleh membacakan buku atau majalah pada bayi. Ini akan mencuri perhatian pendengaran bayi.

-    Bangun ikatan dengan sang Ayah. Bayi juga dapat belajar berkoneksi dengan ayahnya sembari bermain. Ini juga merupakan latihan otak.

-    Katakan dengan musik.   Beberapa peneliti tentang bayi percaya, bernyanyi dapat memberi pengaruh lebih baik pada otak bayi ketimbang berbicara tanpa musik.  Kendati orang tua bukanlah penyanyi profesional, paling tidak bayi akan mengagumi suara Anda. Bayi manapun suka dengan lagu-lagu yang familiar, kendati Anda hanya menyanyikan lagu yang sedang pop maupun yang diciptakan sendiri. Cobalah berulang-ulang hingga bayi tertarik. (Laili)

Baca artikel menarik lainnya

Sumber: Tabloidnova.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas