Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Andre Yudho, Lelaki Berpenampilan Sangar, Ternyata Pembudidaya Batik

Lelaki bernama Andre Yudho ini penampilannya berkesan sangar tapi ternyata dia seorang pembudidaya batik.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Andre Yudho, Lelaki Berpenampilan Sangar, Ternyata Pembudidaya Batik
Tribunnews.com/ Daniel Ngantung
Andre Yudho, seniman batik. 

Proses pembuatan pewarna alami diakui Andre cukup rumit dan memakan waktu. Warna indigo misalnya. Tanaman tersebut harus dipetik pada pagi hari sebelum matahari terbit. Lalu direndam semalaman hingga membentuk paste.

Tak seperti warna sintesis, warna yang dihasilkan pewarnaan alam memang cenderung kusam dan kurang terang. "Tapi itu tidak sebanding dengan kerusakan alam yang diakibatkan limbah warna sintesis," kata dia.

Seluruh tanaman penghasil pewarna alam diperoleh dari hasil bercocok tanam sendiri. "Tanpa disadari alam Indonesia menyediakan semuanya. Buat apa menggunakan pewarna sintesis yang hampir semuanya diimpor," tutur Andre.

Menurut Andre, penting buat perajin batik untuk menggunakan pewarnaan alam mengingat ini sudah menjadi standar internasional.

"Orang-orang Amerika, Jepang dan Eropa khususnya sudah mulai aware dengan lingkungan selain itu kulit mereka juga sensitif jika bersentuhan dengan bahan sintesis," ujar dia.

Dukungan Pemerintah Belum Maksimal

Diakui Andre, pemerintah belum begitu serius menindaklanjuti upaya pelestarian batik. Beberapa kejadian tak mengenekkan pernah ia alami berkaitan dengan keikutsertaan Disperindag dalam mempromosikan batik di berbagai pameran di luar negeri.

Berita Rekomendasi

Ia menilai keikutsertaan karyawan Dinas dengan jumlah yang begitu banyak mempromosikan batik  ke luar negeri kurang begitu efektif. "Bagaimana mau mengenalkan batik sebagai sebuah proses seni, mereka tidak tahu apa-apa. Yang tahu adalah para perajin yang justru tidak ikut serta," kata Andre.

Pengalaman pahit pernah ia rasakan saat berpromosi di China.

"Kejadiaannya waktu pameran di China. Awalnya akomodasi dan sewa booth gratis, tapi entah mengapa kami harus bayar 50 persen dari biaya perjalanan ke Dinas. Ternyata untuk membiayai perjalanan orang Dinas. Sedihnya, saat kami sibuk menjaga stan, mereka malah jalan-jalan," kenang Andre.

Ekspansi ke Luar Negeri

Semangat Andre melestarikan batik rupanya sudah menggaung sampai Jepang, Jerman, dan Belanda. Besoknya, Kamis (20/6/2013), setelah acara Thanks to Nature, Andre bertolak ke Belanda untuk memennuhi undangan Kerajaan Belanda mengenalkan batik di sebuah acara.


Tawaran membuka workshop datang dari Jerman. Salah satu wisatawan Jerman yang terkesima dengan proses membatik saat berkunjung workshop Batik Keloen berencana menyediakan tempat workhsop di Frankfurt. "Masih dalam rencana. Kalau jadi tahun depan," kata Andre.

Di Jepang dalam waktu dekat ini, Andre akan memberikan workshop membatik.

Halaman
123
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas