Apa Kata Penata Gaya Ternama Rachel Zoe Tentang Filosofi Kecantikannya?
Hampir dua dekade Rachel Zoe mendedikasikan hidupnya untuk industri fesyen. Dimulai dari penata gaya
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Hampir dua dekade Rachel Zoe mendedikasikan hidupnya untuk industri fesyen. Dimulai dari penata gaya, dan kemudian merambah profesi desainer. Nama besarnya memberi pengaruh luar biasa di dunia hiburan, mengingat klien-klien yang ditanganinya merupakan bintang papan atas. Maka wajar kalau eksistensi dan popularitasnya menginspirasi lahirnya reality show The Rachel Zoe Project yang menyorot kehidupan di balik layarnya sebagai desainer, penata gaya, serta istri dari Rodger Berman dan ibu dari Skyler--putra tersayangnya.
Meski mengenyam pendidikan di George Washington University jurusan psikologi dan sosiologi, setelah lulus Rachel memilih pindah ke New York untuk mengejar kariernya di industri fesyen. Walau tak mengantongi pendidikan formal fesyen, langkahnya bisa dibilang mulus. Tak butuh lama untuknya memperkenalkan ciri khas gaya yang digandrungi selebriti ternama. Nama-nama besar seperti Backstreet Boys, Lindsay Lohan, Mischa Barton, Nicole Richie, Keira Knightley, Cameron Diaz, Jennifer Garner, Kate Hudson, Demi Moore, Liv Tyler, Anne Hathaway, dan Jennifer Lawrence menjadi klien langganannya. Bersama Nicole Richie ia juga menjadi pioneer tren gaya 'boho chic' yang mengedepankan perhiasan besar dan loose-fitting dress
Kecintaan dan hasrat Zoe pada fesyen menjadi inspirsi terbitnya koran The Zoe Report pada Agustus 2009. Zoe menuangkan ilmu, pengalaman, serta tipsnya dalam artikel seputar fesyen, kecantikan, dan gaya hidup. Tak disangka sejak edisi pertama sambutan publik luar biasa. Terbukti dengan jumlah pelanggan yang mencapai lebih dari 350 ribu. Kesuksesan itu berimbas pada munculnya dua newsletter lain karya Zoe, ZOE Beautiful dan AccesZOEries. Pada 2011, Zoe merilis koleksi fesyen kontemporer pertamanya yang mencakup sepatu dan tas tangan bertema vintage hasil inspirasi gaya tahun 60 dan 70'an. Koleksinya itu tersedia lebih dari 275 department stores termasuk Holt Renfew, Nordstrom, dan Neiman Marcus. Dan karena merupakan koleksi premium, harganya dimulai dari US$ 100.
Mau tahu lebih banyak soal Zoe, inspirasi fesyen, karier, dan kehidupan keluarganya? Berikut bincang-bincang dengan bintang reality show The Rachel Zoe Project yang kini masuk ke musim kelima, tayang perdana dan eksklusif mulai 19 September, tiap Kamis setiap pukul 20.55 WIB di SET ini:
T: Apa filosofi kecantikanmu?
J: Di satu sisi, saya wanita tomboy yang kurang merawat diri dan hanya butuh waktu lima menit untuk berdandan. Tapi di sisi lain saya sangat terobsesi dengan hal-hal kecantikan mulai dari perawatan kulit sampai make up. Lipstik menjadi senjata andalan saya. Ibu saya mengajarkan saya sejak kecil. Saya punya 10 ribu buah lipstik dengan beraneka warna yang saya pakai berdasarkan mood. Saya juga fanatik terhadap parfum dan wewangian.
T: Siapa selebriti yang jadi fashion icon-mu saat remaja?
J: Saat remaja, sejujrnya saya tidak terlalu mengamati penampilan para selebriti di red carpet karena tak seperti sekarang, pagelaran red carpet dulu tak begitu disorot. Tapi saya selalu suka gaya Cameron Diaz. Kalian bisa melihat siapa dirinya melalui baju yang dikenakannya. Itu yang saya kagumi.
T: Apa ada busanamu saat remaja yang membuatmu malu saat mengingatnya kembali?
J: Ada banyak. Tapi ada satu yang sampai sekarang selalu saya ingat; celana wash jeans, boot putih sampai lutut, sweater, dan sabuk yang konyol. Belum lagi saya menyemprot banyak hairspray dan memoles make up tebal. Saya tak percaya orangtua saya mengijinkan saya keluar rumah dengan padu padan seperti itu. Eyeshadow biru, lipstik pink, dan hal konyol lain.
T: Sebagai penata gaya dan desainer, kau bilang satu-satunya momen yang membuatmu grogi adalah saat berkumpul dengan desainer hebat. Siapa dan bagaimana pengalamanmu dengan mereka?
J: Karl Lagerfeld. Pertama kalinya bertemu Karl, saya tak bisa bicara sepatah kata pun. Padahal ia mengajak bicara tapi saya tak bisa mendengar dan menyerap apa pun saking terpesonanya. Setelah itu saya sering bertemu dengannya dan ia sungguh mengagumkan. Sebagai pecinta fesyen, saya selalu menggap desainer sebagai orang jenius. Makanya saat bertatap muka dengan mereka, saya selalu berucap dalam hati: "Oh my God, mereka brilian dan mengagumkan." Menyenangkan rasanya.
T: Apa kau terpikirmau membuat lini fesyen khusus anak laki-laki?
J: Saya tak pernah bilang tidak karena tiap kali bilang tidak, ujung-ujungnya saya malah melakukannya. Saya malah berpikir tak ada yang lebih menyenangkan sebagai desainer ketimbang mendesain pakaian anak-anak. Sama seperti di industri retail dewasa, porsinya 80 persen dan 20 persen untuk pakaian anak laki-laki dan perempuan. Fakta ini membuatmu lebih kreatif kalau ingin membuat lini pakaian anak laki-laki.
T: Sungguh menarik menonton episode The Rachel Zoe di mana Rodger ingin mengubah gaya Skyler. Apa pakaian favoritmu untuk Skyler? Seperti apa kau ingin mendandaninya?
J: Tergantung pada apa yang dilakukannya. Jika ia berlarian di luar ruangan dan bermain kotor-kotoran sepanjang hari tentu berbeda dengan saat ia pergi ke pesta. Senang mendadaninya seperti pria kecil – versi mini suami saya – kadang-kadang. Sungguh lucu. Siapa sangka mendadani anak laki-laki bisa begitu menyenangkan?
T: Kau dan Rodger melengkapi satu sama lain sejak menikah tahun 1996. Apa kehadiran Sky setelah 15 tahun menikah mengubah hubungan kalian?
J: Awalnya saya pikir kami tak akan bisa sedekat seperti dulu awal menikah. Tapi ternyata kehadiran anak benar-benar mampu mendekatkan hubungan kami. Ini pengalaman yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Luar biasa. Kami tertawa sepanjang hari. Skyler seperti pil kebahagiaan yang selaku kami konsumsi setelah bangun tidur. Kadang melelahkan, tapi Skyler membawa perubahan yang baik di setiap level hidup kami. Kami justru beruntung karena telat mendapatkan buah hati karena kami berkesempatan menikmati hubungan berdua dalam waktu cukup lama. Sekarang hubungan kami menuju tahap baru yang makin melengkapi kebahagiaan. Sepertinya saya tak bisa mengeluh soal apa pun karena saat ada sesuatu yang salah dan membuat hidup berjalan sulit, saya hanya butuh pulang ke rumah melihat Rodger dan Skyler. Dengan begitu saya tahu semua akan berjalan baik-baik saja.
T: Bagaimana urusan pekerjaan? Seberapa besar Skyler mengubahnya?
J: Saya membawanya kemana pun pergi. Ia tak mau ditinggalkan. Tapi ia juga tak pernah merepotkan kalau dibawa kerja. Saat bertemu model-model, ia akan menyapa dan mengucap "hai". Kalau musik dipasang di studio, ia juga akan menari riang gembira.
T: Sekarang saatnya bicara soal waktu luang. Apa yang biasa kau lakukan?
J: Ya Tuhan, sejujurnya waktu-waktu santai sudah berakhir sejak saya menjadi ibu. Sebelum ada Skyler, saya dan Rodger sering bersantai dari Jumat malam hingga Minggu. Kami bersantai di rumah dan memesan makanan pesan antar. Tapi beberapa waktu belakangan saya mulai latihan yoga, dan itu sangat membantu pernapasan dan relaksasi. Skyler juga sering latihan bareng jadi lebih menyenangkan.