Lima Sikap Orangtua Ketika Anak Mulai Pandai Berbohong
Lima sikap ini bisa diterapkan orangtua ketika si buah hati mulai pandai berbohong.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Semua orang tentu pernah melakukan kebohongan. Dan celakanya, kebohongan tersebut kadang secara tak sengaja kita perlihatkan ke anak-anak dan inilah yang ditiru oleh anak-anak.
Ketika kita mengetahui anak berbohong, tentu kita jadi khawatir. Apalagi jika si Anak bersikukuh bahwa ia tidak berbohong walaupun kita sebagai orangtua tahu ia telah melakukan kebohongan.
Nah, untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut, kita harus mengetahui kenapa anak berbohong.
Salah satu alasan yang paling jelas untuk berbohong adalah untuk menghindari hukuman atau karena hasil yang tidak menyenangkan.
Sulit bagi seorang anak untuk jujur ??ketika dia tahu dia akan menhadapi hukuman fisik, penghinaan atau teguran. Mungkin Anda juga akan berbohong jika Anda mengalami hal yang sama, misalnya menghadapi boss yang sedang marah.
Alasan lain adalah untuk menghindari kehilangan kasih sayang Anda lantaran mereka melakukan hal yang tidak Anda harapkan. Mereka tak mau mengecewakan Anda.
Celakanya, ketika Anda mengetahui anak berbohong, Anda langsung memberikan hukuman. Padahal langkah ini bukan membuat anak jera tapi justru membuat sebuah lingkaran setan. Anak cenderung akan melakukan kebohongan lagi untuk menghidari hukuman.
Ada beberapa hal yang bias Anda lakukan ketika anak Anda berbohong.
1. Nasihati secara halus
Tak perlu berteriak-teriak dengan kata kasar atau keras ketika Anda mengetahui anak berbohong. Coba nasihati dengan suara halus, meski hal ini agak sulit dan Anda fokuskan untuk memecahkan masalah, bukan menyalahkan anak.
2. Kejujuran
Ketika anak Anda sedang tidak jujur, mencoba untuk memahami apa yang membuat dia tidak bisa jujur pada Anda. Dengan demikian, Anda akan mendapat kejujuran dari si Anak.
3. Menghargai kedewasaan
Anda harus mendorong dan menghargai anak untuk berkata jujur. "Itu pasti sulit bagi kamu untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mama mengagumi keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Anak Mama benar-benar sudah dewasa!"
4. Jangan kecewa pada kegagalan anak
Anda harus menanamkan kesalahan atau kegagalan sebagai cara untuk belajar membuat pilihan yang lebih baik di masa depan. Jika anak-anak tahu bahwa Anda tidak akan marah atau kecewa ketika mereka gagal, mereka akan lebih gampang berkata jujur.
5. Tunjukkan ketidaksukaan
Pastikan anak-anak Anda tahu bahwa Anda kadang-kadang tidak suka perilaku mereka, tetapi tidak ketidaksukaan itu bukan karena Anda tidak sayang.
Krisna