Cara Ahok Lestarikan Bangunan Tua Sekaligus Membuatnya Hasilkan Duit
Bangunan bersejarah yang semua terbengkalai tak terawat disulap menjadi restoran yang produktif dan terjaga kelestarian bentuk aslinya.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - "Jakarta menjadi kota modern dan rapi tapi juga manusiawi. Manusiawinya Indonesia ya Pancasila. Bukan mengorbankan nyawa orang lain untuk mengambil keuntungan."
Demikian kata Basuki Tjahaya Purnama atau akrab disapa Ahok, Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, usai meresmikan hotel bintang lima di kawasan Menteng, Jakarta. Bukan sekadar kemewahan hotel bintang lima di pusat kehidupan kalangan crème de la crème , tapi hotel ini hadir sebagai salah satu solusi bagaimana melestarikan bangunan tua di Jakarta agar tetap ada.
“Karena banyak sekali bangunan-bangunan tua itu pakai strategi dibiarkan runtuh. Habis runtuh baru dibeli, kemudian dibangun rumah. Jadi banyak sekali ditemukan yang kategori cagar budaya ini dibeli. Dan sengaja tidak dirawat,” kata Ahok. Bangunan bersejarah hilang dari Jakarta dengan cara yang menyedihkan. Walaupun kita juga tidak bisa menutup mata, bahwa merawat bangunan tua bukan perkara mudah dan hemat.
Karenanya Ahok menawarkan solusi, memfungsikan bangunan tersebut menjadi restoran, hotel, dan fungsi lainnya yang tak mengubah arsitekturnya. Seperti kata Winston Churcill, we shape our buildings, thereafter they shape us . Bangunan bersejarah sama halnya dengan buku yang mencatat sejarah negeri.
Yang bisa kita baca untuk bekal generasi berikutnya agar tak lupa dengan sejarah. Bukan untuk meratapi masa lalu, tapi untuk membangun masa depan dengan referensi masa lalu. Agar kesalahan yang sama tak terulang. Agar negeri ini punya asal.
Jakarta banya punya aset bangunan tua. Menurut Ahok, kalau ada yang mau kerjasama, Pemrov akan membuka peluang ini. Karena kini, banyak bangunan tua yang bukan dikelola Pemprov, tapi oleh calo. Itulah yang akan diubah oleh Ahok. Ia menambahkan, pendapatan akan lebih cepat balik dari hotel dan restoran dan hiburan.
Selain itu, dari usaha ini bisa menyumbang pendapatan ke Pemprov DKI melalui pajak. “Dan kami menerapkan sistem online . Kenapa online ? Supaya tidak ada oknum pajak kami yang memeras atau bermain. Lebih cepat. Kalau online lebih baik,” janji Ahok. Di sinilah ketegasannya diuji. Kerap ada oknum yang main-main untuk keuntungan pribadi. Ketegasan dan kelugasan kata-kata Ahok terkenal membuat oknum menjadi ciut nyali.
Ahok juga berpesan, bahwa hotel dan restoran atau tempat apapun yang akan dibangun harap melakukan pengawasan dengan ketat pada pengunjungnya. “Jangan sampai ada tamunya yang menggunakan narkoba dan obat-obat terlarang,” pesan Ahok. Ia tidak peduli, siapapun pemiliknya, seberapa banyak pajak yang disumbangkan, jika dua kali ditemukan ada yang menggunakan narkoba, maka akan dicabut ijin operasionalnya. (Titik Kartitiani)