Produk Kecantikan Berbahan Stem Cell Buatan Indonesia Bakal Lebih Murah Dari yang Ditawarkan Korea
Produk stem cell membanjiri pasar Korsel, bahkan sampai dibawa ke Indonesia.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Korea Selatan, tepatnya Distrik Gangnam begitu mendunia dan menjadi gaya hidup setelah penyanyi Negeri Ginseng Psy mempopulerkan tarian khasnya.
Gaya hidup bersolek di Korea Selatan (Korsel) pun berubah dan stem cell menjadi jawaban revolusi kecantikan di Negeri Ginseng itu
Gangnam Style sebenarnya istilah yang dipakai warga Korsel untuk menggambarkan gaya hidup mewah.
Distrik Gangnam, memang dihuni kalangan tajir. Penampilan para publik figur di sana menginspirasi jutaan perempuan Korsel hingga membuat klinik operasi plastik mewabah.
Stem cell menjadi satu di antara jalan yang ditempuh perempuan Korea untuk mengubah penampilan.
Mereka percaya, produk kecantikan berbahan stem cell mampu membuat wajah dan kulit mereka menjauh dari penuaan. Produk stem cell membanjiri pasar Korsel.
“Hampir di semua sudut di negara itu menjual produk stem cell, dalam bentuk produk kosmetik. Baru turun di bandara, sudah banyak iklan dan toko-toko penjual produk stem cell. Fenomena ini sudah berlangsung dua tiga tahun lalu,” ujar Prof Fedik Abdul Rantam, pelopor penelitian stem CelL asal Universitas Airlangga (UA).
Fenomena itu menginspirasi Fedik untuk mengembangkan produk stem cell agar lebih aplikatif. Kepala Laboratorium ITD UA itu pun bekerja keras menciptakan produk stem cell kecantikan yang lebih murah ketimbang Korsel.
Dia prihatin, pasar Indonesia banyak dibanjiri produk stem cell dari luar negeri khususnya Korsel.
“Di sana standar kecantikannya sama semua. Ya mukanya itu-itu saja. Seperti tarian Gangnam Style ya begitu begitu saja. Masa kita tidak bisa membuat rakyat kita cantik dengan produk dalam negeri yang kualitasnya sama meski harganya lebih murah?” ujar pria kelahiran Lamongan itu.
PT Kimia Farma tertarik dengan temuan Fedik. Perusahaan berpelat merah itu berani menginvestasikan dana belasan miliar untuk produksi massal produk stem cell.
Mereka menganggap, masalah kecantikan sudah termasuk kebutuhan primer masyarakat Indonesia.
Sebagai bukti temuannya tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri, Fedik sampai rela menjadi ‘kelinci percobaan‘ penelitiannya sendiri.
Sudah empat kali Fedik disuntik sel aktif dari stem cell. Hasilnya, dia mengklaim kulitnya jauh lebih halus dan memutih.
“Nah ini saya tidak tua-tua padahal umur sudah kepala 5. Wah awet muda terus ini,” katanya sembari mengusap-usap pipinya dengan kedua telapaknya. Dia ingin stem cell menjadi gaya hidup sehat.