Kapan Saatnya Pasangan Suami Istri Butuh Program Bayi Tabung?
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Budi Wiweko mengatakan, ada beberapa pertimbangan bagi pasangan yang ingin bayi tabung.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak semua pasangan suami istri cepat mendapat keturunan setelah berhubungan seksual. Pasangan bisa dikatakan tidak subur jika lebih dari satu tahun menikah dan rutin berhubungan seksual tetapi belum dikaruniai anak.
Program bayi tabung bisa menjadi pilihan jika pasangan ingin memiliki keturunan. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Budi Wiweko mengatakan, ada beberapa pertimbangan bagi pasangan yang ingin bayi tabung.
Pertama, faktor sperma dari suami atau pria.
"Mereka butuh pertolongan bayi tabung jika jumlah sperma sedikit, yaitu di bawah 5 juta per cc," ujar Budi dalam diskusi di Jakarta, Selasa (16/12/2014).
Budi mengatakan, jumlah sperma yang normal yaitu di atas 15 juta per cc. Ia menambahkan, 35 persen penyebab ketidaksuburan adalah gangguan sperma ini.
Kedua, jika terjadi sumbatan kedua saluran telur. Kasus ini pun salah satu yang banyak terjadi pada pasangan. Ketiga, jika terdapat kista cokelat pada rahim wanita.
"Kista cokelat bisa mengganggu sperma hingga embrio," terang Budi.
Keempat, gangguan pematangan telur pada wanita. Kemudian, kelima, penyebabnya tidak diketahui. Misalnya, sperma normal dan tidak ada gangguan saluran telur, tetapi belum juga memiliki anak.
Untuk mendapatkan kehamilan, pasangan harus mengetahui hal-hal yang harus dilakukan.
"Hubungan seksual harus teratur 2 sampai 3 kali per minggu. Harus ada penetrasi penis ke vagina," terang Budi.
Bayi tabung adalah cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Setelah terjadi pembuahan, sebanyak 2 sampai 3 embrio akan ditanam ke dalam rahim calon ibu. Angka keberhasilan bayi tabung yaitu 30 sampai 40 persen.
Budi menjelaskan, klinik yang menangani bayi tabung jumlahnya masih sangat minim. Di Indonesia, hanya ada sekitar 23 klinik.