Enam Profesi Karier yang Paling Rawan Bikin Depresi
Kalau Anda tipe muda stres, pertimbangkan kembali kalau memendam cita-cita meniti enam karier berikut ini.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Setiap pekerjaan pasti memiliki tekanan dan tuntutan yang berbeda-beda, apabila tidak dihadapi dengan keseimbangan hidup yang benar, bisa membuat kita terganggu secara emosional.
Hal yang demikian tentu saja berbahaya jika tidak ditangani dengan baik dan tepat. Sebab, tak bisa dimungkiri bahwa nyaris seluruh waktu kita terpakai untuk bekerja dan mendedikasikan pikiran serta tenaga pada pekerjaan.
Sebenarnya, jenis pekerjaan seperti apa sih yang bisa membuat mental karyawan terganggu? Berikut uraiannya:
Perawat
Menurut survei yang dihelat pada tahun 2007 silam oleh Drug Use and Health, ditemukan bahwa 10,8 perawat berusia 18 hingga 64 tahun mengalami depresi. Angka penderita depresi pada mereka yang menjalani profesi ini sangat tinggi dibandingkan bidang pekerjaan lain.
Seorang perawat dituntut untuk selalu ramah, sabar, dan memotivasi pasien yang sedang mereka tangani. Umumnya, mereka dilarang untuk memperlihatkan emosi dan mengeluh di depan pasien. Pekerjaan merawat orang ini ternyata sangat mempengaruhi kesehatan mental para perawat.
Pelayan restoran
Pelanggan yang kasar serta tidak sopan, atasan yang kurang perhatian, dan penghasilan yang rendah, merupakan tiga alasan yang membuat banyak pelayan restoran mengalami stres hingga merasa putus asa pada kehidupan mereka. Seperti dikutip jobsnhire, sebanyak 10 persen pelayan restoran sering mengalami gangguan emosi setidaknya satu kali dalam setahun.
Petugas sosial
Bekerja untuk menolong orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Tak ayal mereka yang menjalani profesi sebagai petugas sosial sering mengalami kesedihan berkepanjangan. Hal ini disebabkan oleh karena sejumlah penderitaan dan ketidakadilan yang sering mereka lihat selama bekerja.
Seniman
Tidak semua orang diberkati dengan kreativitas alamiah yang diturunkan secara genetis, itulah alasan mengapa tidak semua orang bisa melukis, menciptakan musik, dan menulis buku. Umumnya seorang seniman membutuhkan kebebasan berekspresi, guna menghasilkan karya yang mengaggumkan. Namun, menurut penelitian, biasanya para seniman memiliki gaya hidup yang glamour tapi tidak sehat. Tidak sedikit pelukis, penyair, dan aktor legendaris menderita depresi sehingga membuat mereka bunuh diri.
Guru
Kebanyakan para guru senang saat mengajar dan didengarkan oleh murid-murid dalam kelas. Namun, umumnya para murid ini malas belajar dan akhirnya memilih untuk berulah yang membuat guru kewalahan. Penghasilan guru yang terbilang rendah dan tuntutan untuk memberikan pendidikan terbaik pada generasi penerus, menimbulkan konflik emosi yang berakhir pada depresi berkelanjutan.
Sales
Resesi yang tengah melanda perekonminan dunia seperti sekarang bisa memberikan dampak kurang baik pada kesehatan emosi para pekerja di bidang sales atau penjualan. Tuntutan mencapai target dan suasana kerja nan kompetitif membuat banyak pekerja sales memiliki kepribadian egois, narsis, dan kurang memiliki empati pada orang sekitarnya. Tanpa cara berpikir yang benar, para pekerja di bidang ini bisa memiliki gangguan emosi yang mengakibatkan depresi terus menerus. (Agustina)