Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Rumah Bambu, Solusi di Tengah Makin Mahalnya Harga Bahan-bahan Bangunan

Di saat harga-harga bahan bangunan meroket, konsep Rumah Bambu yang murah meriah dan ramah lingkungan dikenalkan. Kepo kan?

Penulis: Agung Budi Santoso
zoom-in Rumah Bambu, Solusi di Tengah Makin Mahalnya Harga Bahan-bahan Bangunan
BCC
Konsep rumah bambu sedang disosialisasikan Banten Creative Community. 

TRIBUNNEWS.COM -Di tengah makin meroketnya harga-harga bahan bangunan, muncul secercah solusi yakni dikenalkannya konsep rumah berbiaya murah meriah dan ramah lingkungan yang tak lain adalah Rumah Bambu.

Selain murah meriah bahannya, dijamin ramah lingkungan karena tiada mengandung unsur polutan seperti banyak dijumpai pada jenis bahan bangunan modern kebanyakan.

Konsep ini dikenalkan Banten Creative Community (BCC). Pihak BCC mengundang semua elemen masyarakat melihat sendiri proses pembuatan Rumah Bambu Nusantara yang rencananya akan dijadikan Akademi Bambu Nusantara (ABN) sebagai akademi bambu pertama di Indonesia.

“Ini akan menjadi contoh konsep rumah bambu nusantara yang akan kami buat menjadi Akademi Bambu Nusantara (ABN). Ke depan ini akan dijadikan model rumah murah, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Usep Mujani, Presiden BCC pada diskusi proses pembuatan akademi bambu yang dilakukan di Sekretariat BCC, di Kota Serang, Jumat (13/2/2015).

Turut hadir dalam acara tersebut, Zainal Muttaqien dari Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Provinsi Banten, Firdaus Ghazali dari Komisi IV Kota Serang, Yahya dari Bapeda Kabupaten Lebak, Usep dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Dedi dari Commmunity Development Karakatau Steel, Komunitas Bahasa Jawa Serang dan Ikatan Mahasiswa Bangka Belitung (ISBA).

Selain itu, Dewan Pembina BCC, Muqodas Syuhada dalam pemaparannya menjelaskan, kegunaan pohon bambu lebih banyak, dibandingkan dengan kelapa, misalnya, yang selama ini menjadi lambang Pramuka. "Selain itu Bambu bisa untuk menjaga kedaulatan sandang, pangan dan papan, serta kedaulatan lingkungan," ungkap Muqodas.

Das mengatakan, di ABN, pendidikan yang diberikan bersifat non formal yang langsung pada pembelajaran aplikatif, dari mulai pembibitan sampai dengan penggunaan bambu.

BERITA TERKAIT

"Untuk mempersiapkan teknisi-teknisi bambu yang handal, lantaran yang selama ini bisa ditemukan, pengelolaannya masih banyak yang belum mengetahui, sehingga ini menjadi tugas kita," katanya.

Sementara itu, perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, Zaenal Muttaqien, mengatakan, karena di wilayah Banten banyak pohon bambu dan tentunya langkah seperti itu harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

"Mainstream-kan bambu sebagai produk asli wilayah Banten, dan hal ini sudah dilakukan oleh masyarakat jepang. Tentu kami mendukung program yang dilakukan BCC ini," kata Zaenal.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan meninjau lokasi yang akan dibuat Akademi Bambu Nusantara (ABN) dan fasilitas-fasilitas pelengkap yang sedang dibangun oleh BCC, seperti laboratorium kultur jaringan, aula bambu, tempat pengawetan dan pembibitan bambu.

"Kami ingin mengenalkan proses pembuatan kontruksi bambu ke seluruh elemen yang penggunaannya telah kami sentuh dengan teknologi dan desain terkini, kami berharap program bambu nasional hingga tahun 2025 dapat benar-benar terwujud dengan keterlibatan semua elemen,” pungkas usep. (Agung BS/ abstribun@gmail.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas