Pilihan Busana Syar'i Karya Murid SMK NU Banat Kudus
Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 tidak hanya menampilkan karya-karya para desainer profesional.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 tidak hanya menampilkan karya-karya para desainer profesional.
Di ajang yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), 26 Februari - 1 Maret, itu, tampil pula deretan karya "bibit-bibit" baru di industri mode.
Mereka adalah para pelajar sekolah mode. Di tengah dominasi penampilan desain buah karya mahasiswa perguruan tinggi, rupanya ada pula murid-murid tingkatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pada hari kedua IFW 2015, Jumat (26/2/2015), tidak lama setelah peragaan busana Itang Yunasz, digelar peragaan busana muslim karya para murid jurusan Tata Busana SMK Nahdlatul Ulama (NU) Banat, Kudus, Jawa Tengah.
Mengambil tajuk "Miracle of the Sun", para murid menyuguhkan 45 look busana muslim untuk pria dan wanita bergaya syar'i yang menutupi namun tetap elegan sekaligus berdaya pakai tinggi sebagai busana yang mudah dipadupadankan.
Hadir dalam sapuan warna coklat, emas, dan hitam, koleksi tersebut didominasi busana-busana bersiluet A dengan potongan layering dan apron, yang mudah dibongkar pasang.
Detail busana yang diusung kali ini condong ke cutting asimetris tanpa embellishment yang rumit sehingga terlihat lebih bersahaja sesuai kaidah.
Beberapa di antaranya tampil manis dengan aksen bordir dan batik Kudus yang menandakan unsur kekayaan lokal tidak dilupakan para murid.
Adalah Djarum Foundation, Bank Negara Indonesia (BNI), dan desainer busana muslim ternama Irna Mutiara yang memotori peragaan tersebut.
SMK Nahdlatul Ulama (NU) Banat Kabupaten Kudus adalah salah satu sekolah yang masuk dalam program Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
"Melalui program ini, kami tidak hanya membekali kemampuan menjahit, melainkan lebih menitikberatkan pada keahlian para siswa dalam mendesain untuk menciptakan sebuah trend. Lebih jauh lagi, mereka juga kami latih agar memiliki kemampuan memasarkan hasil rancangannya," ujar Primadi H. Serad, Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Dengan begitu, ia yakin lulusan SMK juga berkompetensi dalam mewujudkan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia pada 2020 mendatang.
Irna Mutiara, yang bertanggung jawab dalam hal materi dan akademisi, berharap, program tersebut dapat mengembangkan kapasitas murid sebagai seorang desainer yang berkualitas. Tidak hanya mendesain busana, tetapi juga pelengkapnya, seperti aksesori.
"Busana Muslim dari atas ke bawah itu banyak sekali yang bisa dikembangkan, mulai dari kerudung, busana, dan aksesoris semuanya bisa berkembang menjadi industri masyarakat. Oleh karenanya, program peningkatan mutu SMK jurusan Tata Busana diselaraskan dengan awal hingga akhir proses produksi busana Muslim,” papar Irna Mutiara.