Ini Alasan Ilmiah Mengapa Anak-anak yang Sering Bermain Dengan Orangtuanya Tumbuh Bijak dan Cerdas
Alasan ilmiah ini menjelaska, mengapa anak-anak tumbuh cerdas dan bijak, kalau dia sering bermain bersama orangtua mereka.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Setiap orangtua pasti menginginkan buah hati mereka tumbuh cerdas dan memiliki perkembangan mental yang stabil.
Untuk memiliki anak yang membanggakan, berbagai cara pun ditempuh, mulai dari anak masih berupa janin dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh besar.
Beberapa di antara upaya tersebut adalah mendengarkan musik klasik saat masih mengandung hingga mendekorasi kamar bayi dengan warna-warna yang mampu menstimulasi kecerdasan si kecil.
Namun, tak sedikit orangtua yang akhirnya melupakan bahwa salah satu cara ampuh dalam membesarkan anak agar cerdas dan berperilaku baik adalah orangtua harus lebih sering menghabiskan waktu bermain dengan anak.
Pasalnya, komunikasi dua arah yang baik antar orangtua dan anak, memberikan keuntungan pada otak mereka untuk berkembang dan terbentuk sehat serta sempurna.
“Jika Anda ingin memiliki anak yang antusias dalam mempelajari banyak hal di sekeliling mereka, dan dapat membangun hubungan yang baik dengan teman-teman sebayanya, maka orangtua harus membantu anak untuk meningkatkan level dopamine pada otak mereka,” ujar Margot Sunderland, Psychotherapist, Child Mental Health, London, Inggris.
Dopamine adalah senyawa transmisi saraf yang berperan penting dalam menimbulkan perasaan senang atau nyaman. Lalu, menurut Sunderland, dopamine pelepasan hormon dopamine semakin optimal saat anak merasa bahagia dan senang saat dapat mampu memecahkan atau menemukan jawaban dari sebuah persoalan. Pada kondisi tersebut kualitas otak terus meningkat.
Kemudian, penulis buku The Science of Parenting tersebut menegaskan, aktivitas bermain yang membutuhkan gerakan fisik antara anak dan orangtua, disinyalir mampu menstimulasi rasa penasaran dan kritis pada anak.
Sebab, hubungan yang baik antara orangtua dan anak membentuk sifat berani bertanya pada anak.
“Saat bermain dengan anak, orangtua harus memperlihatkan dukungan. Jadi, bila sedang main lompat tali, orangtua jangan ragu untuk berteriak ‘Wow lompatanmu tinggi sekali, nak’. Seruan yang demikian membuat produksi dopamine pada otak anak semakin aktif. Sebaliknya, jika orangtua diam saja, maka level dopamine pada otak anak terus menurun,” urai Sutherland.