Tren Rambut 2015 Lebih Berani Padukan Warna
Tren rambut 2015/2016 penuh dengan pengaruh perpaduan budaya, lebih berani dalam hal potongan dan warna.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren rambut 2015/2016 penuh dengan pengaruh perpaduan budaya, lebih berani dalam hal potongan dan warna. Setidaknya begitulah prediksi tren rambut menurut Makarizo selama setahun ke depan.
Produk perawatan dan kecantikan rambut itu mengusung Fuzione sebagai tema tren rambut 2015, baik itu untuk spring-summer maupun fall-winter.
Fuzione berarti fushion atau perpaduan. Diungkapkan Dyah Fitrisally, Strategic Marketing Manager Professional PT Akasha Wira International Tbk, pemilihan Fuzione sebagai tema tidak lepas dari kuatnya kecenderungan masyarakat masa kini yang giat berpelesiran atau traveling.
"Saat ini, segala sesuatunya memungkinkan kita untuk traveling ke mana pun. Dari aktivitas tersebut, terjadilah perpaduan segala elemen budaya baik itu makanan maupun gaya berbusana dalam satu waktu. Dari perpaduan inilah kami terinspirasi untuk meluncurkan tema ini," terang Dyah saat peluncuran.
Maka, hadirlah delapan gaya rambut Fuzione yang terdiri dari empat penampilan sehari-hari (ready to wear) dan empat penampilan dramatis (haute couture) spring-summer 2015.
Salah satu gaya rambut sehari-hari adalah Singlelish yang mewakili benua Eropa. Singlelish merupakan perpaduan kata Shingle dan English. Shingle dari Flapper Shingle yakni potongan rambut pendek yang sempat populer pada era 1920-an. Tren gaya rambut ini menampilkan ciri khas potongan rambut bob dipadukan dengan rambut keriting ala perempuan Inggris atau English Rose.
Dari benua Amerika, muncul gaya rambut Navie. Gaya rambut ini memadukan budaya suku asli Amerika, Navajo dan gaya khas hippie di 1970-an. Tampilan ini menampilkan gaya untuk rambut panjang bergelombang, dipercantik pewarnaan ombre, yakni akar rambut berwarna gelap, dan gradasi makin terang hingga bawah.
Potongan sehari-hari selanjutnya adalah Wushi-Mo yang mewakili benua Asia. Berasal dari barongsai (Wushi) dan modern (Mo), gaya ini hadir berkat teknik blunt cut rapi rambut seatas bahu yang dibentuk agar ujung rambut terangkat dan bervolume. Bentuknya menyerupai gedung China Pavilion yang memiliki siluet seperti piramida terbalik.
Menyusul kemudian Harabuki yang merupakan perpaduan dari gaya Harajuku dan elegansi Kabuki dari Jepang. Dengan menyatukan kecantikan abadi rambut hitam panjang pada Kabuki dan warna-warna menyala serta potongan asimetris yang melambangkan gaya harajuku yang eksentrik.
Di jajaran tampilan haute couture, Makarizo menawarkan gaya rambut Afroque yakni perpaduan nuansa tribal Afrike dengan unsur klasik Baroque.
Lalu, Bracazilly yang mengawinkan gaya Brazilian Carnavale dengan era 1950-an untuk jambulnya.
Dari negeri sendiri ada Rotwist yang berinspirasi pada dari khas penduduk pulau Rote dan tatanan rambut glamor dengan twist di atas era 1940-an.
Sebagai pamungkas, hadir gaya Tibed'or dari gaya rambut masyarakat Tibet dengan era Elizabethan Inggris.